Pemuda Hari Ini, Esok Dan Mendatang

Minggu, 23 Oktober 2016, 07:22 WIB
BANGSA Indonesia terlahir dari sebuah kesepakatan dan cita-cita luhur yang menjujung tinggi nilai-nilai egaliter, baik itu dalam kehidupan bernegara maupun beragama. Semua itu tersirat dalam mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, walaupun semua itu lahir diatas perbedaan suku, agama maupun kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap daerah.

Pemuda merupakan ikon dan pengagas negeri ini. Bangsa Indonesia didirikan dengan awal sumpah pemuda dimana para pemuda tersebut bukanlah pemuda biasa. Pemuda-pemuda tersebut adalah kaum minoritas yang berlatarkan kehidupan mapan dan keturunan menengah keatas. Janji berbahasa satu berbangsa satu dan bertanah air satu bukanlah muncul dari orang halayak banyak tapi kaum yang senang ingin mencoba menyenangkan semua orang, kaum elit yang mencoba merakyat, kaum intelek yang masuk ke kehidupan rakyat jelata, sungguh sangat luhur para pemuda pendiri bangsa ini.

Bangsa hari ini adalah bangsa yang terus bergerak dan berubah dalam era demokrasi dan persatuan global. Kemajuan dan persaingan semakin tinggi menjadikan suatu tantangan pemuda untuk terus menggali potensi dan kemampuan diri dalam mengimbangi persaingan tersebut. Disadari atau tidak, kesadaran akan pentingnya menigkatkan kompetisi pemuda sanatlah penting, semangat para pejuang muda yang lahir dengan harapan besar untuk meraih kemerdekaan dan memiliki generasi muda  yang tangguh dan berani. Karena itu pemuda memiliki tanggung jawab besar untuk ikut andil dalam membangun bangsa ini.

Seperti yang dikatakan Presiden Pertama Ir. Soekarno 'berikan aku 10 pemuda akan kuguncangkan dunia' bahwa berawal dari pemuda yang mengawali sebuah perubahan besar untuk negeri ini. Tekad dan keberanian pemuda telah menginspirasi dan menguatkan bangsa indonesia.

Namun paradigma di atas apabila pemuda hari ini tidak memposisikan sebagai aset perubahan maka lambat laun semakin terkikis dengan fenomena-fenomena kebangsaan seperti hilangnya kesadaran akan kehidupan bersosial untuk saling mensejahterakan dengan meniadakan strata sosial. kesadaran merupakan aspek terpenting untuk menjalankan roda kehidupan bagi setiap manusia, baik kesadaran individual maupun kesadaran komunal. Hal itu menjadi acuan utama untuk kembali ke sifat dasar manusia sebagai mahluk sosial. Manusia diciptakan beragam bukan karena unsur ketidaksengajaan, akan tetapi agar terjalinnya kehidupan sosial bermasyarakat dengan terciptanya kesejahteraan satu sama lain.

Melalui pemuda sebuah bangsa mampu lahir, bangkit dan berdiri kokoh menjadi bangsa yang berdaulat. Pemuda yang hebat bukan pemuda yang berkata 'Ayah ku pejabat' atau 'keluargaku kaya', 'aku minta apa-apa pasti dituruti'. Bukan seperti itu, tapi pemuda yang hebat dan berjiwa besar adalah pemuda yang berkata 'inilah diri'. Pemuda yang hebat adalah pemuda yang berani mengandalkan diri sendiri. Jadilah pemuda yang mandiri, dengan kemandirian itu terpacu untuk tidak menggantungkan diri pada orang disekeliling kita.

Untuk membentuk itu, pemuda harus memiliki dua kekuatan pada diri yaitu; (1) Produktifitas, merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi performansi kemampuan bersaing dalam diri mealkukan aktifitas secara teratur, terstruktur dan terarah upaya mencapai tujuan yang di inginkan. (2) Nilai Tambah di era persaingan Global dan Masyarakat Ekonomi Asean maka pemuda harus punya kreativitas skill atau nilai tambah dalam kemampuan diri untuk menghadapi persiangan tersebut. Nilai tambah merupakan salah satu perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan yang harus dimiliki oleh pemuda. Setiap (kita) pasti memiliki bakat, bakat terbaik itulah (kita) tidak sekedar mampu bertahan hidup tetapi juga mengembangkan hidup. Kedua unsur ini tentu mejadi salah satu modal dalam mengembangkan dirinya untuk menghadapi persaingan baik bidang pekerjaan maupun pendidikan.

Pemuda Transformatif

Setiap bangsa, negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan berbangsa dan bernegara, tentu perlu memiliki semangat pemuda yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu maka bangsa dan negara akan rapuh. Sejalan dengan perkembangan kehidupan, Bangsa Indonesia yang kini tengah memasuki era globalisasi, pemuda sebagai sosok yang peka terhadap gramatikal perkembangan, perlu menempatkan posisi sebagai pelopor bangsa yang sigap mencari peluang untuk mengembangkan potensi diri dan mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara.

Maka dari sanalah kita beranggapan penting adanya kesadaran tentang sumpah pemuda dalam rangka mewujudkan komitmen yang berkultur akademis, kompetitif dan konstruktif sebagai refleksi pemuda Indonesia.  Pemuda yang menjadi stand center bagi masyarakat luas dalam rangka mengimplementasikan setiap pengetahuan dan kerja kerasnya. Oleh karena, pemuda hari ini, perlu memiliki semangat tranformatif yaitu; (1) Inovator, (2) Dinamis. [***]


Hasan Basri
(Ketua Institute of Democracy and Education Indonesia)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA