Mewujudkan NA Yang Populer Dan Membumi

Rabu, 24 Agustus 2016, 08:34 WIB
Mewujudkan NA Yang Populer Dan Membumi
Ulfa Mawardi/Net
NASYIATUL AISYIYAH  ke depan dan di masa-masa mendatang harus semakin populer dan dikenal, baik oleh masyarakat lokal di setiap sudut di Indonesia, dikenal secara nasional, dan juga harum namanya di gelanggang internasional.

Tentu saja mewujudkan harapan dan impian ini tak semudah membalikkan tangan. Perlu upaya serius dan sungguh-sungguh agar NA semakin diterima di semua lapisan masyarakat.

Paling tidak, ada tidak hal utama yang bisa menjadi faktor untuk mewujudkan NA yang populer.

Pertama
, kesungguhan. Indikator kesunggunguhan ini adalah sistem dan pelaku organisasi yang bekerja secara profesional. NA juga harus sungguh-sungguh memberdayakan semua potensi dan variasi sumber daya manusia.

Sumber daya kader NA harus dikelola dengan baik. Dan tentu saja, kader-kader NA di masa depan harus melek informasi dan teknologi. Kader NA harus mampu memasifkan gerakan-garakan sosial lewat media. Gerakan melalui sosmed ini harus ditingkatkan, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, sehingga semakin profesional.

Di saat yang sama, harus ada kesungguhan dalam menguatkan ideologi kekaderan dan ideologi keislaman. Hal ini wajib hukumnya, yang bahkan harus menjadi prioritas dan fokus perhatian. Alangkah miris jika di suatu daerah atau wilayah, NA kekurangan muballighat dan instruktur padahal ruh organisasi NA ada di dua bidang tersebut.

Kesungguhan meletakkan kader secara profesional sesuai kemampuan dan kenyamanan akan membuat roda organisasi dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal dalam rangka mewujudkan Nasyiah yang populer.

Kedua, kebersamaan. Sebagai sebuah organisasi maka kebersamaan yang dibingkai dalam sistem kolektif kolegial menjadi hal mendasar yang harus ditanamkan dan terinternalisasi dalam diri seorang kader.

Semangat kolektif kolegial dalam bekerja, melaksanakan program, menjalankan keputusan dan mengambil kebijakan-kebijakan strategis harus di kedepankan. Tidak ada pemain tunggal, sebab yang ada dan bisa menguatkan adalah pekerja tim yang bekerja bersama dalam susah, senang, pahit dam manis. Semua tantangan, peluang dan hambatan bisa dinikmati bersama dalam struktur kepemimpinan.

Kebersamaam ini juga harus hadir dan dirasakan di setiap level pimpinan. Baik dari tingkat pusat hingga tingkat ranting. Ini merupakan pekerjaan rumah yang berat namun harus diwujudkan. Dengan kebersamaan makan potensi kader bisa diberdayakan secara maksimal. Di saat yang sama, kebersamaan ini mampu melahirkan aktor-aktor lokal untuk diorbitkan dan dibesarkan menjadi aktor-aktor nasional bahkan internasional. Dan sekali lagi ini butuh kerja besar.

Ketiga, keikhlasan. Faktor ini paling susah untuk dideskripsikan. Sebab ikhlas dalam berorganisasi sendiri susah didenfisikan. Namun demikian, hal ini bisa tergambar jelas dengan meneladani para perempuan pejuang sebagaimana namanya diabadikan dalam al-Quran maupun hadits. Yaitu keteladanan dari Maryam, Hajar, Aisyah, Khadijah, Fathimah dan lain-lain. Juga mengambil teladan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Aisyiyah yang selalu mengisnpirasi gerak langkah NA selama ini.

Prinsipnya, siapa yaang menanam dia yang akan mengetam. Siapa yang berbuat baik, maka kebaikan akan kembali kepadanya. Dan siapa yang ikhlas, maka pertolongan dan pintu-pintu kebajikan akan selalu bersamanya.

Selamat bermuktamar NA. Di tangan kita lah urusan NA di amanahkan, dan di dalam kemajuan kita lah kehidupannya. [***]

Ulfah Mawardi
Sekretris Umum Pimpinan Pusat NA 2012-2016

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA