Jokowi, Harapan Rakyat yang Kini Dicaci Maki

Selasa, 18 November 2014, 03:03 WIB
Jokowi, Harapan Rakyat yang Kini Dicaci Maki
jokowi/net
NAIKNYA harga BBM merupakan pukulan yang telak dari pemerintah untuk rakyat. Mau bagaimana tidak, pemerintah yang seharusnya mensejahterakan rakyatnya, ini malah berbalik menyengsarakan rakyat dengan menaikan harga BBM.

Sepulangnya Jokowi dari luar negeri untuk menghAdiri KTT AFEC dan G-20, ia langsung menaikan harga BBM. Sang Presiden yang dulu saat kampanye berjanji mensejahterakan rakyatdengan tenang dan tegas menaikan BBM saat itu juga. Bagi Jokowi tidak ada kata istirahat. Baginya, hanya bekerja dan bekerja, bahkan untuk menaikan BBM ia pun tidak ada kata untuk diam sejenak.

Malam saat pengumuman kenaikan BBM, setiap SPBU dibanjiri para pemilik kendaraan yang mengantri untuk membeli BBM. Mereka yang mengantri di SPBU hanya memiliki waktu tiga jam dengan harga Rp 6500, karena setelah jam 00.00 atau tepatnya tanggal 18 November 2014 pukul 00.01 harga BBM menjadi Rp 8500. Tidak tanggung-tanggung kenaikan yang dilakukan cukup fantastis; 30 persen dari harga asal.

Dampak sebelum kenaikan BBM sudah terasa. Hal itu terlihat dari naiknya beberapa bahan pokok. Namun yang pastinya kenaikan ini sangat terasa sesaat setelah kenaikan BBM, dimana denyut nadi perkenomian dilakukan kesokan harinya (pagi). Sudah pasti semua kebutuhan akan naik dari mulai sembako, tarip angkutan, samapai pada biaya sekolah.

Seantero negeri ini akan resah, karena bagaimana tidak, sebelum BBM naik saja sudah hidup susah, apalagi setelah setelah naiknya BBM.

"Jokowi adalah harapan rakyat." Itu kata-kata yang keluar dari masyarakat saat dahulu Jokowi belum menjadi presiden. Dalam anggapan masyarakat Jokowi bagaikan dewa yang turun dari langit untuk menyelamatkan manusia dari keterpurukan. Padahal Jokowi adalah orang biasa yang penuh dengan keterbatasan.

Masyarakat yang terlalu "mengelu-elukan" Jokowi akhirnya sadar bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelematkan perkenomian Indonesia selain menaikan harga BBM.

Harusnya rakyat sadar diri bahwa Jokowi adalah manusia biasa dan tidak terlalu banyak berharap dari dirinya. Kekecewaan masyarakat yang datang karena kenaikan BBM mengakibatkan Jokowi dicacimaki oleh rakyatnya sendiri. Tidak sedikit yang berbicara "Walaupun Jokowi presidennya tetap saja BBM naik."

Cacian dan makian yang terjadi untuk Jokowi oleh masyarakat, menandakan bahwa Jokowi sudah menjadi "dewa" yang tadinya diharapkan untuk mensejahterakan rakyat akhirnya malah menyengsarakan rakyat.

Sudah sepatutnya bagi setiap manusia agar tidak berharap lebih kepada manusia lainya, begitu pula pada pemimpin. Pengarapan yang sejati adalah pengaharapan kepada Tuhan bukan manusia, karena pada manusia sia ada sisi keterbatasan. [***]

Mausul Kamil
Ketua Politik Hukum Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima PERSIS)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA