Puncak kekecewaan saya pada Selasa (17/10). Saya naik dari Shelter Pondok Pinang pukul 13.00 WIB dan turun di Shelter Rumah Sakit Permata Hijau pukul 13.45 WIB. Saat itu saya sangat kecewa dengan supir TransjaÂkarÂta yang mengendarai ugal-ugaÂlan. Injak gas-rem-gas-rem seÂenaÂkÂnya. Seperti membawa baÂrang, buÂkan penumpang. Bahkan berÂkali-kali saya mengucap
istigÂhfar saat supir tersebut mengebut dan
ngerem mendadak sesukanya.
Bahkan saat jalanan menurun di
underpass Pondok Indah, supir terÂsebut tidak mengurangi keceÂpaÂtanÂnya dan kembali mengerem menÂdadak saat ada kendaraan di deÂpannya. Padahal hal tersebut saÂngat membahayakan penumpang.
Sayangnya saya tidak menÂcatat nomor polisi bis Transjakarta tersebut. Setibanya di Shelter RS Permata Hijau, saya mengungÂkapÂkan keluhan saya kepada perÂempuan yang menjual tiket dan laki-laki penjaga di loket tersebut saat itu. “Mbak...saya kecewa deÂngan supir busway itu, nyetirnya seenaknya,†keluh saya. “Jika ibu ingin mengungkapkan keluhan, silahkan telepon saja bagian peÂngaduan,†jawab perempuan itu dengan bijak.
Minggu sebelumnya, saya meÂngalami kejadian yang sama untuk Koridor VIII. Saat itu saya duduk di belakang supir, apa yang dilakukan supir ini sama dengan sikap supir di atas,
ngebut dan inÂjak rem seenaknya. Bahkan saat mau berhenti di shelter depan AparÂtemen Simprug, roda bis samÂpai keluar jalur dan menginjak pembatas jalan.
Sebelumnya, saya penah meÂlakukan pengaduan melalui teleÂpon, namun tampaknya tidak ada perubahan dari pengaduan terseÂbut. Semoga keluhan saya ini bisa meningkatkan pelayanan TransÂjakarta di esok hari.
Trisnawati, Pasar Jumat
BERITA TERKAIT: