Salah satu contoh nyata implementasi program ini adalah di Kabupaten Kendal, tepatnya di Pondok Pesantren Al Fadllu 2.
Ketua Umum Lembaga Independen Pemuda Perhati Indonesia, Dedi Siregar menilai kolaborasi antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul.
“BGN telah menunjukkan keberpihakan nyata kepada para santri. Program MBG tidak hanya membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi, tetapi juga mendukung peningkatan konsentrasi belajar dan aktivitas keagamaan di pesantren," lewat keterangan resminya, Rabu, 10 Desember 2025.
Menurutnya, pesantren yang selama ini menjadi pusat pendidikan karakter dan keagamaan perlu mendapat perhatian lebih dalam aspek kesehatan dan pemenuhan gizi santri.
Program yang dijalankan BGN ini juga mencakup edukasi gizi, peningkatan standar dapur pesantren, serta monitoring kualitas bahan makanan, sehingga manfaatnya tidak hanya jangka pendek tetapi berkelanjutan.
"Kami mengapresiasi pelaksanaan yang sudah berjalan dengan baik di Pondok Pesantren Al Fadllu 2 Kendal,” ujarnya
Program MBG juga memberikan dampak ekonomi langsung, antara lain, peningkatan permintaan hasil pertanian lokal, seperti beras, sayur, buah, dan protein hewani. Pemberdayaan UMKM dalam pengadaan bahan baku, pengolahan makanan, dan distribusi logistik.
Selain itu, penciptaan lapangan kerja baru di bidang pengelolaan dapur sehat, katering pesantren, dan transportasi bahan pangan. Stabilisasi ekonomi desa melalui pemanfaatan potensi pangan lokal.
BGN sendiri merupakan lembaga yang berfokus pada perumusan kebijakan, koordinasi, serta implementasi program-program peningkatan gizi masyarakat Indonesia. BGN bekerja sama dengan berbagai kementerian, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan dunia usaha untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan bebas stunting.
BERITA TERKAIT: