Begitu kata Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya saat membuka Program Bioskop Alternatif & Workshop Film Aceh di Banda Aceh belum lama ini.
Program tersebut menghadirkan ruang pemutaran film di luar bioskop komersial serta pembekalan praktis bagi pelaku perfilman lokal. Diharapkan, karya mereka mampu menembus pasar yang lebih luas.
Bioskop alternatif bertajuk Sinema Rakyat Aceh digelar di Taman Budaya Banda Aceh ini hadir dengan konsep penyediaan ruang nonton di gedung teater, serta sistem pemisahan tempat duduk sesuai dengan jenis kelamin.
Program ini menayangkan film yang pernah dan sedang beredar di bioskop nasional, termasuk karya komunitas lokal, dengan kapasitas hingga 400 penonton per sesi.
“Melalui bioskop alternatif dan workshop ini, talenta lokal didorong memahami rantai nilai industri, dari produksi hingga distribusi agar karya mereka berkelanjutan dan berdaya saing,” ujarnya sebagaimana keterangan yang diterima redaksi, Kamis, 27 November 2025.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal menilai acara ini bukan hanya untuk menonton film, tapi juga bagaimana bisa merayakan rasa kebersamaan dan semangat kreatif.
"Kami juga ingin memastikan bahwa ruang hiburan yang hadir tetap sesuai dengan karakter dan nilai masyarakat Aceh," kata Illiza.
BERITA TERKAIT: