Menurut Hensat, sapaan akrabnya, langkah ini terlihat seperti upaya Prabowo memberikan kesempatan bagi Gibran untuk unjuk kemampuan di panggung internasional sekaligus menjawab keraguan publik terhadap kapasitasnya sebagai wakil presiden.
"Prabowo kali ini terlihat seperti memberikan kesempatan kepada Gibran untuk membuktikan kualitasnya sebagai wakil presiden, yang selama ini publik pertanyakan," kata Hensat kepada RMOL, Jumat, 21 November 2025.
Hensat juga memandang penugasan tersebut sebagai sinyal kuat bahwa Prabowo ingin menunjukkan soliditas duet kepemimpinan di pemerintahan yang baru berjalan sekitar satu tahun ini.
"Penugasan ini juga terlihat sebagai upaya Prabowo dalam meningkatkan citra pemerintahannya yang kompak," ujarnya.
Hensat juga menafsirkan bahwa Prabowo ingin Gibran juga terlihat aktif berkontribusi nyata dalam menjalankan roda pemerintahan, bukan hanya sekedar menggantikan Prabowo menghadiri acara-acara seremonial.
"Prabowo bisa jadi juga ingin Gibran ikut sibuk mengurus Indonesia, selama ini kan publik menilai apa yang dikerjakan Gibran di luar seremonial itu tidak terlihat," ujarnya.
Meski demikian, Founder Lembaga Survei Kedai Kopi itu memahami jika publik masih mempertanyakan keputusan mengirim Gibran ke KTT G20. Sebab, persepsi publik kini menyoroti perbedaan pengalaman dan kualitas kepemimpinan antara Prabowo dan Gibran.
"Wajar bila publik bertanya mengapa Gibran yang berangkat ke Afrika Selatan, karena selama ini publik menilai terdapat ketimpangan kualitas antara Prabowo dan Gibran dalam memimpin pemerintahan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: