“Namun masyarakat berhak tahu dengan jelas, apa dasar gelar kepahlawanan itu diberikan, serta kontribusi apa yang diakui negara,” kata Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jakarta Raya, Andre melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 9 November 2025.
Ia menambahkan, gelar pahlawan nasional seharusnya tidak hanya menjadi simbol penghargaan tahunan, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter bagi generasi muda untuk memahami nilai perjuangan dan kebangsaan.
"Karena itu, proses penilaiannya harus terbuka dan objektif,” kata Andre.
Andre, menegaskan KAMMI Jakarta Raya mendukung langkah pemerintah dalam memperkuat identitas nasional melalui penghargaan kepada tokoh-tokoh bangsa.
Namun, ia berharap agar proses verifikasi dan rekomendasi gelar kepahlawanan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik atau popularitas tokoh tertentu.
“Nilai kepahlawanan lahir dari pengorbanan dan dedikasi. Gelar itu harus tetap menjadi simbol moral, bukan alat politik,” pungkas Andre.
BERITA TERKAIT: