Pernyataan Gibran itu menjadi sorotan sebab sejak awal masa pemerintahannya bersama Presiden Prabowo Subianto, publik kerap mempertanyakan peran dan tugas spesifik yang dijalankan oleh sang wakil presiden.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai, pernyataan soal Papua ini menandai upaya dirinya menunjukkan eksistensi politik dan tanggung jawab kenegaraan.
"Pemerintah hari ini sudah genap memasuki 1 tahun. Salah satu yang disoroti adalah peran khusus atau tugas khusus yang dimiliki oleh wakil presiden," kata Adi lewat kanal Youtube miliknya, Jumat, 7 November 2025.
Analis Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menambahkan, sepanjang sejarahnya, wakil presiden kerap memiliki peran tematik yang menonjol.
Ia mencontohkan Jusuf Kalla di era Susilo Bambang Yudhoyono yang berperan besar dalam isu ekonomi dan penyelesaian konflik Aceh, serta Ma’ruf Amin di masa Jokowi yang fokus pada penguatan ekonomi syariah dan pendekatan terhadap kelompok keagamaan.
Kalau Gibran mau tampil berbeda, maka Papua bisa menjadi pintu masuknya. Putra sulung mantan Presiden Jokowi itu bisa menjadikan wilayah timur Indonesia sebagai fokus akselerasi pembangunan, menunjukkan dirinya bukan sekadar simbol pendamping presiden.
Menurut Adi, langkah Gibran ke Papua seharusnya dibaca sebagai peluang untuk menegaskan fungsi politiknya sebagai wakil presiden muda yang membawa energi baru dalam pemerintahan.
“Alangkah lebih baiknya kalau Gibran punya penugasan khusus untuk melakukan akselerasi dan percepatan pembangunan di luar Jawa, Saya kira menjadi sesuatu yang menarik untuk kita tunggu di masa mendatang,” pungkas Adi.
BERITA TERKAIT: