Megawati: Dunia Perlu Dibangun Kembali dengan Pancasila dan Keadilan Global

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 01 November 2025, 12:56 WIB
Megawati: Dunia Perlu Dibangun Kembali dengan Pancasila dan Keadilan Global
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Dok. PDIP)
rmol news logo Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, menyerukan kepada masyarakat dunia untuk meninggalkan tatanan lama yang diwarnai kolonialisme dan ketidaksetaraan. Menurutnya, dunia harus dibangun kembali di atas fondasi kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan global.

Seruan tersebut disampaikan Megawati dalam pidatonya di seminar internasional peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Sabtu 1 November 2025. Ia kembali merujuk pada pemikiran ayahnya, Bung Karno, yang pernah disampaikan di Sidang Umum PBB tahun 1960.

“Dunia lama yang dibangun di atas kolonialisme dan imperialisme harus digantikan oleh dunia baru yang berkeadilan. Guna membangun dunia semacam itu, Bung Karno mempersembahkan Pancasila bagi dunia,” kata Megawati dalam pidatonya di seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Sabtu, 1 November 2025.

Ia secara spesifik menjelaskan bahwa Pancasila berfungsi sebagai etika global karena mampu menyeimbangkan unsur-unsur penting, seperti keseimbangan antara dunia materiil dan spirituil, keseimbangan antara hak individu dan tanggung jawab sosial, keseimbangan antara kedaulatan nasional dan solidaritas antarbangsa.

Megawati menilai di tengah krisis moral, ketimpangan digital, dan konflik geopolitik berkepanjangan (seperti perang Rusia-Ukraina dan krisis di Timur Tengah), dunia saat ini sangat membutuhkan nilai moral yang kuat, alih-alih kekuasaan. Tanpa dasar moral yang kokoh, dunia akan terus didominasi pertarungan hegemoni.

“Pancasila bisa menjadi etika global yang memuliakan martabat manusia dan menolak segala bentuk penindasan,” tegasnya, sambil menyoroti isu krusial seperti Palestina yang memerlukan pengakuan kedaulatan mutlak.

Untuk mewujudkan tatanan global yang benar-benar adil, Megawati menyoroti perlunya reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar lembaga tersebut lebih demokratis dan mewakili seluruh bangsa secara setara.

Ia mengacu pada seruan Bung Karno untuk 'demokratisasi' PBB dengan menghapuskan hak veto di Dewan Keamanan. Seruan ini sejalan dengan wacana reformasi yang kini menguat. Laporan United Nations Reform Agenda 2024 bahkan mencatat bahwa lebih dari 70 negara anggota mendukung penghapusan atau pembatasan hak veto karena dianggap menghambat penyelesaian konflik kemanusiaan global.

Megawati menyimpulkan bahwa seruan Bung Karno "To Build the World Anew" hanya dapat terwujud jika dunia menjadikan nilai moral sebagai fondasi utama kemajuan, bukan tunduk pada mesin dan modal. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA