Hal tersebut merupakan hasil survei Center of Economic and Law Studies (Celios), yang dirilis secara daring dengan tajuk "Pembagian Rapor Kinerja 1 Tahun Prabowo-Gibran", pada Minggu, 19 Oktober 2025.
"Dalam satu tahun Prabowo-Gibran ini, disorot adalah masalah terkait dengan besarnya jumlah kabinet," ujar Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira saat memberikan kata sambutan sebelum pemaparan hasil survei.
Dia menjelaskan, hasil survei Celios kali ini berbeda dengan survei terkait 100 hari kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran, yang lebih fokus mendorong adanya perbaikan struktur Kabinet Merah Putih.
"Secara spesifik respon saat itu adalah survei yang diisi oleh rekan-rekan dari jurnalis atau sifatnya adalah terbatas bagi teman-teman jurnalis, itu mengungkapkan ada beberapa saran atau rekomendasi menteri-menteri evaluasi, tapi juga menteri-menteri yang kinerjanya cukup baik," urainya.
Namun, Bhima menyatakan bahwa beberapa isu juga menjadi perhatian publik yang menjadi responden survei Celios kali ini.
"Berganti-gantinya menteri, ada beberapa kali reshuffle, tapi juga secara struktural, masyarakat masih merasakan gap antara ekspektasi pada saat Pemilu 2024 dengan kebijakan-kebijakan di berbagai bidang sampai satu tahun ini," ucapnya.
"Kemudian juga banyak pihak yang melihat bahwa kinerja dari satu tahun Prabowo-Gibran, terutama yang disorot adalah terkait dengan situasi daya beli, lapangan kerja, kemudian kepastian hukum, investasi, ada juga yang menyoroti soal pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme. Ini yang menjadi catatan," demikian Bhima menambahkan.
BERITA TERKAIT: