Rapat itu digelar untuk membahas polemik tayangan di salah satu program Trans7 yang dinilai mencederai martabat pesantren dan dunia santri.
Sebelum rapat dimulai, para alumni santri Lirboyo melantunkan shalawat dan doa bersama dipimpin langsung oleh Ketua Himasal Jabodetabek, KH Agus Salim.
“Sebelum memulai rapat kami meminta waktu untuk mengirimkan surat Al-Fatihah kepada guru-guru kami yang telah mendahului kami semua. Beliau mu’assis Lirboyo: Mbah Yai Abdul Karim, Mbah Yai Marzuki, Mbah Yai Mahrus, Mbah Yai Ahmad Idris, Mbah Yai Imam Yusuf Maksum. Semoga apa yang kami lakukan sebagai santrinya ini diridhai oleh Allah SWT,” ucap KH Agus Salim.
“Dan nanti setelah membacakan fatihah kita bertawasul kepada beliau. Al fatihah..,” sambungnya.
Setelah surat Alfatihah bersama, KH Agus Salim mempersilakan seluruh anggota Himasal yang hadir untuk berdiri dan bersama-sama melantunkan sholawat.
Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra, Dr. H. Cucun Ahmad Syamsurijal, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah, antara lain Dirjen Komunikasi Publik serta Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, perwakilan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Perwakilan Direksi Trans7.
BERITA TERKAIT: