Penandatanganan secara sirkular dilakukan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan dan Founding Managing Director Mohamed Bin Zayed Species Conservation Fund, Razan Khalifa Al Mubarak di New York, 23 September 2025 waktu setempat.
Bagi Indonesia, hibah ini bukan sekadar bantuan dana melainkan menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pemain kunci diplomasi iklim. Apalagi, Bali menjadi etalase pusat riset global di bidang konservasi mangrove.
“Dengan dukungan ini, Indonesia dan UEA menunjukkan bahwa kemitraan dapat menghadirkan solusi nyata bagi bumi,” ujar Zulkifli Hasan.
Hibah dari UEA ini akan memperkuat kapasitas pusat riset yang sudah berjalan di Bali, menjadikannya pusat inovasi ilmiah, sarana berbagi pengetahuan, sekaligus laboratorium hidup bagi model konservasi dan restorasi mangrove yang bisa direplikasi lintas negara.
“Kerja sama ini adalah wujud solidaritas dan komitmen nyata. Kita tidak hanya menyepakati perjanjian, tetapi menanam investasi untuk masa depan bumi ini,” tegas Ketua Umum PAN ini.
Kini, Bali tidak hanya menjadi destinasi wisata dunia, tetapi juga simbol diplomasi hijau Indonesia yang mana solidaritas global bertemu untuk menjawab tantangan perubahan iklim. Indonesia dan UEA juga sepakat kerja sama baru di bidang nature dan aksi iklim yang akan diumumkan pada COP 30 di Brazil.
BERITA TERKAIT: