Menurut Eddy, kebijakan tersebut bisa dianggap tepat selama dana benar-benar diarahkan untuk memperkuat daya beli masyarakat.
“Pertama saya kira kalau dana itu kemudian diberikan khususnya untuk kepada masyarakat itu menurut saya sangat tepat yang dilakukan oleh pemerintah ya. Dalam bentuk bantuan langsung tunai, dalam bentuk dukungan terhadap mereka-mereka yang kemudian kena PHK, gaji, ada diskon listrik, dan lain-lain,” kata Eddy kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa 23 September 2025.
Eddy menilai, berbagai program pemerintah tersebut penting agar masyarakat tetap memiliki uang untuk berbelanja. Menurutnya, pemerintah harus menghadirkan daya beli masyarakat yang kuat. Namun demikian, Eddy mengingatkan bahwa permasalahan utama saat ini bukan pada sisi pasokan (supply side), melainkan pada sisi permintaan (demand side).
“Terkait dana 200 triliun yang diberikan, saya kira sepanjang itu bisa dimanfaatkan oleh kalangan perbankan untuk kemudian dikucurkan dalam bentuk pinjaman tentu itu nanti akan bermanfaat. Tapi kita juga harus lihat hari ini permasalahan itu tentu bukan pada supply side-nya tetapi pada demand side-nya,” jelas Legislator PAN itu.
Menurut Eddy, masyarakat masih belum sepenuhnya bangkit untuk mengambil kredit, pinjaman, maupun belanja konsumtif. Karena itu, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang terus memberikan berbagai insentif.
“Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi bahwa pemerintah memberikan berbagai kemudahan dan insentif kepada masyarakat dalam bentuk tadi saya sampaikan, dana bantuan tunai, pembantuan untuk dukungan gaji, dan lain-lain. Jadi ini yang kemudian akan membangkitkan daya beli masyarakat yang kuat,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: