Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza menyebut langkah yang diambil Presiden Prabowo untuk menilai tolok ukur loyalitas, di antaranya dengan merombak struktur Kabinet Merah Putih.
"Pilihan untuk reshuffle, menjadi instrumen Presiden Prabowo memastikan loyalitas dan soliditas koalisi," ujar Efriza kepada
RMOL di Jakarta, Senin, 22 September 2025.
Menurutnya, fakta yang nampak di permukaan belakangan ini memperlihatkan potensi gesekan kepentingan antar anggota koalisi partai politik di pemerintahan Presiden Prabowo.
"Penyegaran memang memberi citra perbaikan kinerja, tetapi lebih mendalam ditengarai menjaga stabilitas politik," urainya.
Lebih lanjut, magister ilmu politik Universitas Nasional (UNAS) itu memandang, untuk saat ini reshuffle dilakukan Presiden Prabowo untuk mengefektifkan kerja-kerja pemerintahan.
Pasalnya, dia meyakini terdapat kepentingan elite politik yang masih terganggu dengan arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo, sehingga juga berkemungkinan dapat menimbulkan instabilitas politik.
"Reshuffle dilakukan agar kebijakan strategis, utamanya yang berkaitan dengan ekonomi, pertahanan, mewujudkan visi-misi dan program kerja dalam jangka pendek dan panjang, tidak lagi terganggu oleh tarik-menarik kepentingan di level elite," tuturnya.
"Atau seperti persaingan antara Prabowo dengan Geng Solo, maupun persaingan tak langsung dengan antar partai-partai politik," demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: