Ibas yang hadir bersama Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demkrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa acara ini menjadi bukti komitmen partai untuk tidak hanya berjuang di parlemen, tetapi juga turun langsung mendengarkan dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat.
Dalam kesempatan ini Ibas mendengarkan secara langsung beragam aspirasi, mulai dari tuntutan kesejahteraan bagi guru PAUD, permohonan kesetaraan bantuan PIP, hingga kebutuhan perlindungan hukum dan penyeragaman tarif bagi pengemudi ojek online (ojol).
“Yang kami catat hari ini adalah usulan-usulan, aspirasi-aspirasi, harapan-harapan yang sering juga kami dengar. Sudah sering kita kawal dan tentu kita perjuangkan dengan rapat-rapat di parlemen kepada menteri-menteri teknis,” kata Ibas dikutip Rabu 10 September 2025.
Ibas berkomitmen akan menindaklanjuti semua masukan ini dengan mengawalnya di ranah legislatif dan berkoordinasi dengan kementerian terkait.
Dalam sesi dialog, Ibas mendengarkan dengan saksama berbagai masukan, salah satunya dari Helmi, seorang guru PAUD dari Jakarta Pusat. Helmi menyampaikan keresahannya bahwa guru PAUD belum dianggap sebagai guru meskipun telah bersertifikasi, serta kesejahteraan mereka yang masih jauh dari layak.
“Mohon diangkat guru PAUD adalah guru, bukan pamong. Kesejahteraan guru tolong diperhatikan, ada yang cuma dapat Rp200.000 sebulan,” ungkap Helmi.
Menanggapi hal ini, Ibas menegaskan komitmennya untuk berjuang di parlemen. “Kami akan dorong agar status dan peran guru PAUD lebih diakui secara adil dan proporsional, termasuk dengan peningkatan kesejahteraan dan penguatan perlindungan profesinya,” kata Ibas.
Tak hanya itu, masukan dari pengemudi ojek online (ojol) juga menjadi perhatian utama. Salah satunya, Fahrul Denis, menyoroti pentingnya perlindungan hukum.
“Perlu adanya mekanisme perlindungan bagi ojol agar tidak dirugikan sepihak oleh pihak aplikasi,” kata Fahrul.
Ibas menanggapi bahwa pihaknya akan mengawal hal ini, termasuk mencari titik temu terkait standar harga yang adil.
“Tentu kita ingin ketemu titik tertingginya supaya ojol-ojol di kota pun tetap dapat meningkatkan kesejahteraannya. Di sisi lain, konsumen dan masyarakat juga tentu tidak terbebani,” kata Ibas.
BERITA TERKAIT: