“Penegasan Karding mengesankan Sekolah Rakyat Menengah Atas seolah dìsiapkan untuk menjadi migran. Ini tidak sejalan dengan tujuan didirikan sekolah rakyat,” kata pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritonga Ritonga melalui sambungan telepon kepada
RMOL di Jakarta, Senin 18 Agustus 2025.
Menurut Jamiluddin, tujuan utama Sekolah Rakyat adalah menyediakan akses pendidikan gratis dan berkualitas, khususnya bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, dengan tujuan memutus mata rantai kemiskinan.
Sekolah Rakyat juga berupaya membekali siswa dengan keterampilan, pola pikir positif, dan nilai-nilai luhur, agar mereka bisa mandiri dan menjadi agen perubahan.
Jamiluddin menilai keberadaan kelas migran bisa menjadi boomerang dengan tujuan awal program Sekolah Rakyat.
"Perlu dipikir ulang memasukkan mata pelajaran migran sebagai ekstrakurikuler di sekolah rakyat. Sebab bisa saja nanti dipersepsi bahwa sekolah rakyat justru mendidik anak bangsa untuk menjadi imigran,” pungkasnya.
Pernyataan disampaikan Menteri Karding saat mengunjungi SMA Negeri 13 Bekasi, sekolah perintis program Sekolah Rakyat, Kamis 14 Agustus 2025.
Karding mendorong agar sekolah rakyat mengakomodasi program kelas migran menjadi kegiatan ekstrakurikuler sejak kelas 1 SMA yang membekali siswa dengan kemampuan bahasa asing, pengetahuan negara tujuan kerja seperti Jepang, Korea, atau Jerman, serta persiapan mental untuk bekerja di luar negeri.
BERITA TERKAIT: