Chairman IDN-United Edward Wanandi mengatakan, IDN-United mengangkat tema
Connecting Global Talent with Home. Tema tersebut sekaligus menegaskan tujuan penyelenggaran Diaspora Global Summit 2 di Jakarta. Yakni memastikan bahwa diaspora Indonesia dapat terhubung pada Indonesia sebagai negara asal dan memberi sumbangsih lebih besar kepada negara.
Menurut Edward, saat ini ada banyak ruang yang bisa diisi oleh talenta Indonesia di luar negeri. Ia mencontohkan dua bidang potensial, yakni
nursing dan
constructions worker.
Edward mengatakan, ada puluhan sampai ratusan ribu posisi pada bidang tersebut yang bisa diisi oleh pekerja migran dari Indonesia. Namun demikian, masih ada beberapa problem yang harus ditangani bersama-sama.
”Itu yang saya advokasikan atau berikan pemikiran kepada Departemen Pendidikan, terutama Dikti (Pendidikan Tinggi). Karena ini menyangkut
training dari
nurse dan saya minta bahasanya selalu ditingkatkan, kalau perlu tiga kali lipat,” kata Edward dalam keterangannya, dikutip Selasa 12 Agustus 2025.
Sebagai forum yang mempertemukan ribuan diaspora Indonesia bertalenta, IDN-United menyatakan bahwa Diaspora Global Summit 2 di Jakarta akan menjadi forum yang sangat strategis. Lewat agenda itu, IDN-United ingin kontribusi diaspora Indonesia dalam membangun negara melalui peningkatan daya saing di kancah global semakin besar.
Presiden IDN-United Harry Utomo menyampaikan bahwa pihaknya ingin diaspora Indonesia membagikan pengetahuan, pengalaman, dan pemikiran baru untuk Indonesia.
Menurutnya, ada sekitar 2.500 diaspora yang sudah menyatakan keinginan untuk hadir dalam event tersebut.
”Saatnya membuat perubahan nyata, dari yang kecil hingga yang besar, demi masa depan Indonesia,” kata Harry.
Ribuan diaspora yang direncanakan hadir dalam Diaspora Global Summit 2 tersebut sudah berpengalaman di berbagai bidang. Mulai teknologi, energi, pendidikan, artificial intelligence, keimigrasian, kesehatan, UMKM, finansial, sampai manufaktur.
Dalam acara itu, mereka akan dipertemukan dengan pemangku kepentingan nasional di Indonesia. Baik pemerintah, dunia usaha, maupun akademisi.
BERITA TERKAIT: