Demikian diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul Aisyiyah, Ariati Dina Puspitasari, Diskusi Kebangsaan bertajuk “Pemikiran Soekarno dan Relevansi Generasi Muda Islam” di Sekolah Partai DPP PDIP, Kamis, 24 Juli 2025.
“Bung Karno sudah menolak budaya patriarki sejak awal. Ia menolak kekerasan dan memperjuangkan ruang yang adil bagi perempuan. Pemikiran ini sejalan dengan nilai-nilai Nasyiatul Aisyiyah yang berpijak pada Al-Qur’an dan Sunnah, termasuk pesan penting dalam Al-Hujurat ayat 13,” ujar Ariati Dina.
Senada dengan itu, Anggota DPR Fraksi PDIP Banyu Biru, menegaskan bahwa ajaran Bung Karno adalah jembatan antara Islam dan nasionalisme.
“Tidak ada dikotomi antara Islam dan nasionalisme. Islam itu harus revolusioner secara spiritual dan mental. Ajaran Bung Karno adalah tentang pembebasan dari penindasan,” ujarnya.
Ia pun mengajak generasi muda untuk membumikan Marhaenisme dan nilai Trisakti dalam dunia yang kian dipenuhi teknologi dan AI.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Yayan Sopyan Al Hadi, mengajak publik mengenal sisi rasional Bung Karno dalam berpikir tentang Islam.
“Soekarno percaya bahwa Islam harus dinamis, progresif, dan berpihak pada kaum tertindas. Ia bahkan berkirim surat kepada ulama besar Tuan Al Hassan, menyampaikan pentingnya Islam yang membela dan mencerahkan,” kata Yayan.
BERITA TERKAIT: