Di sela-sela berjalannya agenda kongres ekologi tersebut, Eddy Soeparno mengadakan pertemuan dengan First Deputy CEO Rosatom Kirill Komarov.
Rosatom merupakan perusahaan Rusia bidang teknologi pengembangan energi nuklir yang sudah mendunia.
Eddy Soeparno menilai, Teknologi yang dikembangkan oleh Rosatom sangat relevan dengan kebutuhan energi Indonesia ke depan karena sifatnya yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan standar keamanan yang tinggi.
"Teknologi nuklir modular terapung menawarkan solusi yang menyeluruh bagi negara kepulauan yang luas seperti Indonesia," ujar Eddy dalam keterangan tertulis, Senin 26 Mei 2025.
"Mobilitas yang tinggi dari teknologi nuklir modular terapung ini sesuai dengan kebutuhan wilayah yang selama ini sulit dijangkau oleh jaringan listrik nasional, seperti wilayah terluar dan tertinggal," imbuhnya.
Eddy menjelaskan, kebutuhan Indonesia untuk energi nuklir akan semakin terasa 8-10 tahun mendatang ketika sumber-sumber energi terbarukan di Pulau Jawa sudah tergunakan dan habis.
Kondisi ini, lanjut Wakil Ketua Umum PAN itu, membuat kebutuhan energi nuklir menjadi salah satu opsi dari energi baru yang bersih dan bisa dimanfaatkan selama 24 jam.
Selain itu, teknologi Nuklir yang dikembangkan Rosatom juga sudah memenuhi standar keamanan terbaru yang diakui secara global,”
"Rosatom adalah perusahaan pertama di dunia yang meluncurkan unit Generasi III+. Ini adalah teknologi paling canggih, sepenuhnya mematuhi semua standar keselamatan ‘pasca-Fukushima',” lanjutnya.
Eddy meyakini, kerjasama dengan Rusia dalam pengembangan Energi Nuklir Modular akan memberikan manfaat khususnya dalam transfer pengetahuan, inovasi dan teknologi pada SDM bidang energi terbarukan khususnya teknologi Nuklir.
“Teknologi nuklir harus dipahami tidak lagi sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai peluang strategis yang harus dikaji secara ilmiah, terbuka, dan tentu bertanggung jawab,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: