Kolaborasi ini ditujukan untuk membangun ekosistem inovasi dirgantara yang berdaulat, berkelanjutan, dan mampu bersaing di tingkat regional maupun global.
Ketua Umum PSAPI, Marsekal TNI (Purn), Chappy Hakim mengatakan, kolaborasi ini menghasilkan serangkaian kesepakatan strategis untuk memperkuat pilar-pilar kedaulatan kedirgantaraan Indonesia.
"Kemitraan ini dirancang dalam model hibrida yang menyatukan pendekatan akademik, riset strategis, dan pengembangan teknologi terapan melalui beberapa pilar utama," kata Chappy Hakim dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 8 Mei 2025.
Pilar pertama adalah pengembangan doktrin
Air Power Generasi Keenam. Nantinya akan dirumuskan doktrin kekuatan udara yang relevan dengan geografi kepulauan Indonesia dan teknologi masa depan, termasuk sistem otonom,
swarm intelligence, dan peperangan elektromagnetik.
"Doktrin ini akan menjadi acuan untuk sektor militer, logistik udara sipil, dan penanganan bencana nasional," jelas Chappy Hakim.
Pilar kedua adalah rekayasa dan sistem dirgantara yang berfokus pada pengembangan teknologi
manned-unmanned teaming (MUM-T), drone ISR jarak jauh,
loyal wingman, serta sistem keamanan UAV yang mencakup
firmware, over-the-air patching, dan integrasi sistem pemeliharaan.
Ketiga, keamanan siber aviasi dengan cara menyusun sistem deteksi intrusi, teknologi
anti-jamming, protokol autentikasi ruang udara, serta desain kontrol darat aman yang mendukung operasi penerbangan sipil dan militer secara bersamaan (
dual use).
Pilar keempat adalah mobilitas udara sipil dan infrastruktur cerdas. Ini akan mengembangkan konsep dan ekosistem untuk eVTOL, koridor logistik drone, hanggar pintar, lapangan udara modular, dan pusat data
cloud nasional untuk mendukung percepatan industri aviasi masa depan.
Kelima, inkubator bisnis dan komersialisasi teknologi, yakni mendorong pertumbuhan
startup dan industri dalam bidang UAV, propulsi hijau (SAF, hidrogen, listrik), perangkat lunak drone, hingga manufaktur komponen dalam negeri. Nantinya juga akan disiapkan jalur percepatan dari prototipe hingga sertifikasi dan komersialisasi.
Keenam, asuransi dirgantara inovatif. Kedua belah pihak akan merancang model asuransi berbasis teknologi, seperti pencatatan log penerbangan berbasis
blockchain, mikroasuransi drone, dan premi dinamis berbasis data operasional
real-time. Termasuk skema asuransi untuk operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).
Terakhir adalah pendidikan dan pengembangan SDM. Unsurya dan PSAPI akan meluncurkan program gelar ganda, beasiswa S1 sampai S3, dan pelatihan jangka pendek dalam bidang UAV, AI warfare, resilien kedirgantaraan, dan keamanan siber.
"Fokus utama adalah mencetak pemikir dan praktisi unggulan yang berdaya saing global," sambung Chappy Hakim.
Fase awal kerja sama akan dimulai melalui kolaborasi penyusunan doktrin Air Power Generasi Keenam, yang dilanjutkan dengan kegiatan terstruktur seperti pertemuan bulanan, seminar,
focus group discussion (FGD), dan lokakarya di lingkungan Unsurya dan PSAPI.
Tujuan jangka panjang dari kemitraan ini adalah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan utama di kawasan ASEAN dalam inovasi dirgantara, melalui peningkatan kapasitas ekspor UAV, pengembangan pusat
maintenance, repair and overhaul (MRO) regional, serta diplomasi teknologi berbasis doktrin
air power.
"Kemitraan ini bukan sekadar kerja sama teknis, melainkan langkah strategis menuju kedaulatan intelektual, kapabilitas operasional, dan semangat wirausaha kedirgantaraan Indonesia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: