Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos menilai, PDIP yang tidak bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Prabowo telah membuka komunikasi dengan Presiden Prabowo.
"Pertemuan Presiden Prabowo dan Megawati memang sangat diharapkan pasca perbedaan haluan politik Pilpres 2024, apalagi Megawati dan PDIP mengambil posisi sebagai oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran," ujar Biran akrab disapa kepada
Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Rabu, 9 April 2025.
Ia memandang, pertemuan kedua tokoh yang pernah berkoalisi pada Pilpres 2009 dengan akronim Mega-Pro tersebut sangat diharapkan sebagai teladan kebijaksanaan politik.
"Karena bisa merekonsiliasi elite dan
grassroot masing-masing untuk bersatu dalam membangun bangsa meski berada dalam posisi politik yang bersebelahan," tuturnya.
Oleh karena itu, magister ilmu politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini meyakini, pertemuan Prabowo-Megawati bisa mematahkan perilaku dan budaya politik nasional yang terjebak hanya pada rutinitas perebutan kekuasaan dan melahirkan polarisasi politik.
"Padahal ada esensi lain dalam demokrasi selain perebutan kekuasaan, yakni konsolidasi dan rekonsiliasi visi kebangsaan demi pembangunan nasional dengan semangat persatuan dan gotong royong," demikian Biran menambahkan.
BERITA TERKAIT: