Prabowo Sebut Kebijakan Tarif Trump Bikin Cemas Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Selasa, 08 April 2025, 16:43 WIB
Prabowo Sebut Kebijakan Tarif Trump Bikin Cemas Dunia
Presiden Prabowo Subianto di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa, 8 April 2025/RMOL
rmol news logo Presiden Prabowo Subianto menyebut kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menimbulkan kecemasan di seluruh dunia. 

Hal itu ia sampaikan di acara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa, 8 April 2025.

Menurut Prabowo, kebijakan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, menyebabkan ketidakpastian, dan meningkatkan ketegangan di antara negara-negara dengan ekonomi besar.

"Sekarang ini, kita bisa lihat ada goncangan dunia akibat negara dengan ekonomi terkuat membuat kebijakan-kebijakan yang memberikan peningkatan tarif yang begitu tinggi kepada banyak negara. Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia. Banyak negara yang cemas," ujarnya.

Menurutnya, dalam menghadapi ketidakpastian tersebut, Indonesia harus lebih mengandalkan kekuatan ekonominya sendiri, sebagaimana yang telah diingatkan oleh para pendiri bangsa. 

"Pendiri-pendiri bangsa kita sejak dulu sudah mengingatkan untuk membangun ekonomi kita dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri. Itu yang harus kita jaga," lanjutnya.

Trump mengumumkan pemberlakuan tarif dasar 10 persen untuk semua barang impor dari negara asing pada Rabu 2 April 2025 atau Kamis dini hari WIB.

Selain tarif dasar, Trump juga memberlakukan tarif yang lebih tinggi untuk negara-negara yang dianggap sebagai "pelanggar terburuk" dalam hal hambatan perdagangan, termasuk Indonesia.

Tarif yang lebih tinggi diberlakukan untuk beberapa negara, seperti China yang dikenakan tarif 35 persen, Uni Eropa 20 persen, Vietnam 46 persen, Taiwan 32 persen, dan Jepang 24 persen. 

Negara lain yang terkena tarif lebih tinggi termasuk India dengan 26 persen, Swiss 21 persen, Malaysia 24 persen, Indonesia 32 persen, Kamboja 49 persen, dan Inggris 10 persen.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA