Demikian dikatakan Direktur Center For Budget Analysist (CBA) Uchok Sky Khadafi kepada
RMOL, Senin 10 Februari 2025.
"Demo-demo adili Jokowi, baik di jalanan maupun di media sosial merupakan sebuah perlawanan rakyat terhadap Jokowi," kata Uchok.
Meski begitu, Uchok melihat saat ini Jokowi masih lebih kuat daripada gerakan rakyat anti Jokowi.
"Kekuatan Jokowi itu masih punya jaringan dan duit,” kata Uchok.
Ia mencontohkan, Jokowi masih memiliki jaringan yang kuat dan uang banyak. Salah satunya kedekatannya dengan Presiden Prabowo Subianto dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang menjabat Wapres.
"Misalnya jaringan dari setengah dari kabinet Prabowo masih orangnya dia. Dan kepolisian masih sudah dianggap sebagai orangnya dia,” kata Uchok.
Di mata kepolisian, kata Uchok, Jokowi sangat dihargai dan dikagumi, lantaran selama pemerintahannya, Jokowi memberikan ruang bagi korps bhayangkara untuk duduk di pemerintahan.
"Buat kepolisian, Jokowi sangat dikagumi lantaran berjasa mendistribusikan anggota kepolisian ke lembaga lembaga negara,” kata Uchok.
Oleh sebab itu, Uchok menilai, demonstrasi adili Jokowi bakal sia-sia, karena masih ada kekuatan besar di balik Jokowi.
"Gerakan demo adili Jokowi memang masih lemah tapi akan terus berkonsolidasi menjaga demokrasi,” tutup Uchok.
Masyarakat dari berbagai elemen menuntut Jokowi untuk diadili atas kepemimpinannya selama dua periode.
Kemarahan rakyat terlihat dari banyaknya coretan "Adili Jokowi" di sejumlah kota, antara lain Medan, Jakarta, Yogyakarta, Solo, dan Malang.
Rakyat menilai Jokowi bertanggung jawab atas berbagai kebijakan kontroversial, termasuk proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang terancam mangkrak.
BERITA TERKAIT: