Begitu dikemukakan Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya pada acara Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Istora Senayan, Jakarta, Rabu 5 Februari 2025. Resepsi puncak peringatan Harlah NU tahun ini mengangkat tema “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat.”
“Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan di Jakarta, tetapi kemerdekaan Indonesia diuji di Surabaya, diuji di Jawa Timur, dan dalam pertempuran 10 November di situlah munculnya para ulama sebagai pejuang perintis dan pemimpin dalam membela kemerdekaan Indonesia,” tutur Prabowo disambut gegap gempita tepuk tangan seluruh hadirin.
Dalam sambutannya, Presiden Praboeo menyampaikan ucapan selamat atas peringatan Hari Lahir ke-102 NU.
“Atas nama pribadi dan atas nama pemerintah Republik Indonesia, sekali lagi selamat kepada NU. NU punya jasa besar terhadap lahirnya bangsa Indonesia,” ujar Presiden Prabowo, mengapresiasi peran dan kontribusi NU terhadap lahirnya bangsa Indonesia.
Di bagian akhir pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan telad pemerintahan untuk berani mengoreksi diri, berani membangun pemerintahan yang bersih, yang bebas dari penyelewengan dan korupsi.
“Itu tekad kami. Kami tahu ada perlawanan tapi kami yakin apa yang kami perjuangkan adalah untuk bangsa dan rakyat Indonesia. Kami tidak akan ragu-ragu bertindak tegas. Seratus hari pertama saya sudah beri peringatan berkali-kali. Sekarang siapa yang bandel, tidak mau ikut dengan tuntutan rakyat pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh akan saya tindak,” tegas Presiden Prabowo.
Usai berpidato, Presiden Prabowo membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama Tahun 2025, yang digelar mulai tanggal 5 hingga 7 Februari 2025 mendatang.
Resepsi Harlah ke-102 NU diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan dengan khidmat oleh seluruh peserta. Suasana beranjak syahdu saat paduan suara dari SMK Ma’arif Depok menyanyikan lagu “Yaa Lal Wathan” yang membangkitkan semangat nasionalisme dan lagu “Satu Abad Nahdlatul Ulama” oleh Orchestra Alma NU.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-quran yang memberikan nuansa religius sekaligus menambah kekhidmatan peringatan Harlah NU. Serangkaian acara ini ditandatangani pula memorandum of undestanding (MoU) atau nota kesepahaman antara Pengurus Besar NU (PBNU) dengan Badan Gizi Nasional (BGN) yang disaksikan langsung Presiden Prabowo.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dalam laporannya mengatakan NU siap mendukung penuh program dan agenda nasional pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis (MBG).
“Kami telah membentuk tim akselerasi NU untuk pelaksanaan program makanan bergizi gratis dan telah mulai bekerja bersama BGN untuk berkontribusi bagi sukses program makan bergizi gratis tersebut insyaallah,” ucap Gus Yahya.
Hadir pula dalam peringatan Harlah ke-102 NU antara lain Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Wakil Presiden Kk-13 RI Ma’ruf Amin, para duta besar, para Menteri Kabinet Merah Putih, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar, dan Sekretaris Jenderal PBNU yang juga Menteri Sosial Syaifullah Yusuf (Gus Ipul).
Penuh Aura Damai SejahteraSementara itu, Sekretaris Komisi Huhungan Antaragama dana Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (Kom HAK KWI), Romo Aloys Budi Purnomo Pr, yang hadir mewakili Ketua Presidium KWI Mgr Antonius Subianto, mengapresiasi acara Harlah ke-102 yang penuh kesejukan.
“Perayaan HUT NU ini amat istimewa. Dibuat sederhana namun penuh aura damai sejahtera. Acaranya tidak bertele-tele. Semua berjalan lancar dan sejuk,” tutur Romo Budhenk, sapan akrabnya.
Romo yang mendapatkan disposisi dari Sekretaris Eksekutif KWI, RD PC Siswantoko untuk menghadiri Perayaan HUT ke-102 NU ini selama sudah akrab dengan sejumlah Kiai Haji NU. “Saya sudah akrab dengan Gus Mus, Gus Muwafiq, Gus Iza, dan Gus Yahya yang menjadi Ketua Umum PBNU, jadi saya memasuki arena Istora Senayan dengan rasa nyaman,” ujarnya.
Keakraban romo yang juga berkompeten di bidang Ekoteologi Interreligius ini dengan Gus Yahya tampak sekali saat dirinya menjumpainya usai acara. Romo Budhenk menyampaikan ucapan salam dari Mgr Antonius Subianto, Ketua Presidium KWI, sambil saling berpelukan penuh kehangatan. Romo Budhenk pun mencium tangan Gus Yahya penuh hormat dan cinta seperti biasanya saat berjumpa dengan para Kiai lainnya.
Terakhir, Romo Sekretaris Kom HAK KWI tersebut, mengapresiasi sambutan Presiden Prabowo yang bangus dan penuh semangat. “Sambutan Presiden Prabowo bagus. Tinggal diwujudnyatakan saja dalam aksi nyata. Para Menteri harus peka mengimplementasikan segala hal baik yang disampaikan dalam sambutannya tadi,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: