Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menko Airlangga: Semikonduktor dan AI Penting Perkuat Ekonomi Digital

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Rabu, 15 Januari 2025, 16:53 WIB
Menko Airlangga: Semikonduktor dan AI Penting Perkuat Ekonomi Digital
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto/Ist
rmol news logo Ekonomi digital menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi mencapai 9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun 2024.

Dengan kolaborasi semua pihak, ekonomi digital harus diakselerasi sehingga mampu meningkat di kisaran 11,1 persen sampai 13,4 persen di tahun 2030 bahkan 15,5 persen hingga 19,8 persen di tahun 2045.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, komitmen Indonesia terhadap inovasi juga harus ditingkatkan.

"Saat ini, posisi Indonesia pada Global Innovation Index (GII) 2024 berada di peringkat 54 atau naik 7 peringkat dari 2023. Ini harus didorong lagi supaya peringkatnya menjadi lebih baik,” kata Airlangga dalam seminar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2025.

Dalam konteks global, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Pada 2030, AI diperkirakan akan berkontribusi hingga 15,7 triliun Dolar AS melalui peningkatan produktivitas dan konsumsi.

Selain itu, AI juga dapat meningkatkan PDB Asia Tenggara sebesar 1 triliun Dolar AS pada 2030, dengan kontribusi Indonesia hingga 40 persen atau setara 366 miliar Dolar AS.

“Semikonduktor dan AI memiliki peran penting untuk perkembangan teknologi dan masa depan dunia. Memang tidak ada AI tanpa semikonduktor dan tidak ada semikonduktor yang sekarang tanpa AI, dan ini bergerak beriringan,” ujar Menko Airlangga.

Di sisi lain, kemajuan AI tergantung pada kapasitas komputasi data senter yang bergantung pada semikonduktor. Berdasarkan laporan McKinsey, permintaan global terhadap semikonduktor pada 2030 diproyeksikan mencapai 1 triliun Dolar AS, didominasi oleh sektor data center 33 persen, komunikasi nirkabel 26 persen, dan otomotif 14 persen.

Untuk memanfaatkan potensi tersebut, pemerintah telah menargetkan produksi EV roda empat sebanyak 600 ribu unit pada 2030, sementara produksi ponsel genggam serta tablet juga telah mencapai 40,2 juta unit pada 2022.

Indonesia sendiri masih sangat bergantung pada impor semikonduktor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Nilai impor diproyeksikan terus meningkat secara signifikan dan mencapai sekitar 22,31 miliar Dolar AS pada 2045. rmol news logo article
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA