Sebagai Kepala Negara, Prabowo tidak cuci tangan dan memilih berpikir matang dengan tetap menyerap aspirasi rakyatnya.
Hal ini berbeda dengan sikap PDIP yang terkesan lempar batu sembunyi tangan soal kebijakan PPN 12 persen. Sebagai inisiator, PDIP kini justru menyerang kebijakan PPN 12 persen setelah berada di luar pemerintahan.
"Karakter politik
esuk dele sore tempe (pagi kedelai sore tempe) yang dipertontonkan PDIP tak membuat Prabowo antikritik. Ibarat kata PDIP itu
benihnya kau yang tanam, anaknya tidak mau kau akuin, bahkan kau tolak dan nistakan," kritik Aktivis Gerakan Mahasiswa 98, Haris Rusly Moti, Kamis, 26 Desember 2024.
Alih-alih cuci tangan, Prabowo tetap mengambil tanggung jawab dengan tetap berhati-hati. Presiden Prabowo tidak akan serampangan menerapkan kebijakan tersebut tanpa mendengar aspirasi rakyat.
“Saya kira bukanlah karakter Presiden Prabowo menyalahkan masa lalu setiap menghadapi masalah dan tantangan," lanjut Haris.
Yang ia lihat saat ini, Prabowo sangat terbuka dengan masukan dan kritik dari publik, baik dari unsur ormas agama seperti MUI, KWI, PGI, hingga pengusaha dan masyarakat umum.
"Pemerintahan Prabowo tidak antikritik, melainkan terbuka terhadap pandangan dan masukan dari berbagai unsur masyarakat sipil terkait penerapan PPN 12 persen," pungkas Haris.
BERITA TERKAIT: