Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saatnya Prabowo Lakukan Revitalisasi IPTEK Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Selasa, 19 November 2024, 02:14 WIB
Saatnya Prabowo Lakukan Revitalisasi IPTEK Nasional
Prabowo Subianto dan Joko Widodo mencobo mobil buatan PT Pindad/Ist
rmol news logo Menyikapi dinamika pembentukan Kementerian Bidang Sains dan Inovasi serta kelembagaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang diwarnai tarik-menarik, pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Mulyanto minta Presiden Prabowo Subianto sebaiknya menghindari politisasi lembaga litbang di Indonesia.

“Sebagai lembaga ilmiah biarlah logika pembentukan dan pelaksanaan lembaga riset dan inovasi berdiri di atas dasar-dasar ilmiah, rasional dan obyektif dengan indikator outcome yang terukur. Jangan dibebani dengan tugas atau misi ideologis khusus," kata Mulyanto dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin, 18 November 2024.

Lanjut Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, selama lima tahun ini kelembagaan IPTEK porak-poranda serta para penelitinya menjerit. 

Karena itu, Mulyanto minta saat ini Pemerintah harus melakukan revitalisasi pembangunan IPTEK nasional.

"Presiden Prabowo sendiri dalam berbagai kesempatan menyampaikan harapan itu.  Terbukti dengan arahan untuk menggunakan mobil Maung Garuda produksi Pindad untuk kendaraan dinas pejabat Kementerian. Ke depan kelembagaan dan riset IPTEK harus secara konkret diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat mendukung nilai tambah dan daya saing industri, termasuk soal national security," terang Mulyanto. 

Ia menegaskan kini saatnya secara terstruktur, sistematis dan masif teknologi dan inovasi anak bangsa difokuskan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan prioritas pembangunan nasional terutama terkait hilirisasi SDA dan hilirisasi industri.

Tanpa adanya sektor-sektor pertumbuhan baru ekonomi, apalagi membiarkan deindustrialisasi dini berlanjut, maka tidak mungkin bahkan mustahil ekonomi kita dapat tumbuh lebih dari lima persen.

"Hati kita hancur dan nestapa saat melihat peternak kita dengan putus asa membuang susu segar hasil kerja keras mereka ke sawah, selokan, bahkan menggunakannya untuk mandi, karena tidak terserap industri. Presiden harus turun tangan langsung memimpin dan mengawal agenda ini.  Kerusakan dalam kelembagaan IPTEK ini sudah cukup berdarah-darah," tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA