Tiga pasangan calon cagub-cawagub, Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno hingga kini masih bersaing sengit untuk memperebutkan 8,2 juta suara warga Jakarta.
"Dari banyak survei, cuma Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno yang bersaing ketat," kata Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar), Sugiyanto melalui keterangan tertulisnya, Selasa 12 November 2024.
Sugiyanto melihat, pertarungan dua paslon itu tidak lepas dari adu strategi Prasetyo Edi Marsudi dan Ahmad Riza Patria.
Ariza Patria yang mantan Wagub DKI Jakarta merupakan Ketua Tim Sukses Ridwan Kamil-Suswono. Dengan jaringan politik yang luas, Ariza memainkan peran penting dalam menggerakkan dukungan dari partai-partai besar untuk menguatkan posisi Ridwan Kamil-Suswono.
Sementara Prasetyo Edi Marsudi yang menjabat Ketua Harian Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno juga berupaya sekuat tenaga memenangkan jagoan yang diusung PDIP Perjuangan tersebut.
"Dengan pengalaman dan posisi strategisnya di PDIP, Prasetyo memegang kendali dalam merumuskan taktik dan strategi untuk memenangkan Pramono-Rano," kata Sugiyanto.
Hasil survei terbaru dari Litbang Kompas, menunjukkan Pramono Anung-Rano Karno unggul tipis dengan elektabilitas 38,3 persen, sementara Ridwan Kamil- Suswono berada di posisi kedua dengan 34,6 persen. Pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana berada jauh di belakang dengan elektabilitas hanya 3,3 persen.
Dengan waktu tersisa hanya 15 hari menuju pencoblosan, kata Sugiyanto, masih terbuka peluang bagi kedua tim sukses untuk melakukan manuver-manuver strategis.
Menentukan siapa yang lebih unggul antara Prasetyo Edi Marsudi dan Ariza Patria bukanlah hal yang mudah.
Menurut Sugiyanto, kedua tokoh ini memiliki pengalaman politik yang mumpuni serta jaringan yang luas. Meski hasil survei menunjukkan keunggulan tipis bagi Pramono-Rano, masih ada waktu yang cukup untuk mengubah peta dukungan.
Ariza Patria kemungkinan akan mengandalkan kekuatan koalisi partai-partai besar dan mesin politik yang solid, terutama kekuatan mesin partai PKS yang dikenal sangat terorganisir.
Sedangkan Prasetyo dapat memanfaatkan kekuatan PDIP sebagai partai dengan basis massa yang kuat di Jakarta, ditambah dengan popularitas Rano Karno yang sudah dikenal luas oleh masyarakat sebagai tokoh publik dan artis senior.
"Namun, dalam politik, segala sesuatu bisa berubah dalam hitungan hari, bahkan detik. Jadi siapa yang lebih unggul antara Prasetyo dan Ahmad Ariza masih sulit ditebak," kata Sugiyanto.
BERITA TERKAIT: