Hal itu disampaikan oleh politikus senior Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus, ketika ditanya terkait peluang partainya mendapatkan jatah posisi di pemerintahan mendatang.
“Loh, kita nggak tahu itu. Saya bilang, lagi cerita-cerita, kita tunggu aja. Karena DPR juga kita masih nunggu,” ujar Lodewijk kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat (27/9).
Lodewijk menjelaskan bahwa pembagian jatah menteri biasanya memperhitungkan beban kerja kementerian yang akan diemban.
Menurutnya, proporsionalitas pembagian kursi di kabinet juga akan disesuaikan dengan jumlah komisi di DPR, serta lembaga-lembaga yang berada di bawah koordinasi kementerian tertentu.
“Gini, umpamanya katakan Kominfo, kan ada lembaga penyiaran, ada TVRI, banyak, kalau itu juga kita hitung artinya satu AKD (Alat Kelengkapan Dewan) dapat berapa beban. Nah, itu dihitung ada seperti itu. Ada yang dapat beban ringan, itu yang kita katakan menunggu,” jelas Wakil Ketua DPR ini.
Mantan Sekjen Partai Golkar ini menambahkan, susunan kabinet nantinya akan dibentuk secara proporsional berdasarkan beban yang sesuai. Pembagian ini juga bisa mempengaruhi struktur komisi di DPR, sehingga tidak ada komisi yang terlalu gemuk atau bebannya terlalu besar.
“Itu yang kita katakan menunggu, DPR menunggu. Kemudian akan menyusun secara proporsional dengan beban yang sesuai kira-kira, ‘oh ini masuk ke komisi berapa’, pada giliran kita ternyata komisinya kok masih gemuk? Apa bebannya terlalu banyak? ah itu lah mungkin temen-temen tahu akan ada penyesuaian dari jumlah komisi. Itu karena itu,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: