Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Politikus PDIP Endus Andil Prabowo di Pembatalan RUU Pilkada

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 24 Agustus 2024, 00:26 WIB
Politikus PDIP Endus Andil Prabowo di Pembatalan RUU Pilkada
Tangkapan layar Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Arteria Dahlan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (23/8)/RMOL
rmol news logo Anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan, mengindikasikan adanya campur tangan presiden terpilih Prabowo Subianto dalam pembatalan pengesahan RUU Pilkada. 
HUT 79 RI

Dalam pandangannya, langkah tersebut mengejutkan banyak pihak, terutama mengingat reputasi Prabowo yang kerap dicap sebagai sosok otoriter.

Dalam rapat bersama Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Supratman Andi Agtas, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (23/8), Arteria mengungkapkan kecurigaannya terhadap peran Prabowo dalam peristiwa tersebut. 

Dia menjelaskan, gelombang massa yang menolak RUU Pilkada sudah tercium sejak Kamis (22/8) malam, namun langkah-langkah pengamanan yang dilakukan DPR terkesan longgar.

Politikus PDIP ini pun mencurigai kelonggaran pengamanan yang terjadi di saat gelombang penolakan terhadap RUU Pilkada begitu besar. Lalu, rapat paripurna yang saat itu dipimpin oleh orang kepercayaan Prabowo, Sufmi Dasco Ahmad pun pada akhirnya ditunda.  

Arteria juga menyoroti bagaimana situasi di Gedung DPR berubah drastis pada hari berikutnya. 

“Siang hari bisa-bisanya pagar DPR dipretelin tidak ada yang menghambat. Coba zaman dulu Pak, digebuk Pak. Sorenya mahasiswa masuk dibiarkan saja. Kalau ada gesekan dikit wajar saja. Saya bilang sama Pak Kapolda ini kasihan ini Kapoldanya, di satu pihak dia harus humanis di pihak lain dia harus amankan objek vital negara," kata Arteria. 

Menurutnya, kejadian ini mengindikasikan bahwa Prabowo, yang sering dianggap sebagai figur otoriter, ternyata memiliki niatan baik jika diberi kesempatan. 

“Kesimpulannya apa? Ini saya bicara apa adanya yang saya sampaikan juga ke banyak teman-teman, ini mohon maaf ini, kalau tidak ada Pak Prabowo tidak bisa kejadian Pak. Kesimpulannya apa, orang yang kita anggap otoriter, totaliter, tiran, militeristik, tapi kalau kita kasih kesempatan berbuat baik bisa,” tuturnya. 

“Enggak ada sejarahnya Gedung DPR digoyang-goyang dibiarin aja. Enggak ada. Enggak ada sejarahnya Habiburokhman pager hidupnya bisa diem. Kalau enggak diperintah,” tegas Arteria. 

Lebih jauh, Arteria juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa, memuji mereka atas keberanian mereka dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun, dia juga mengingatkan agar memberikan ruang bagi pemerintahan baru untuk menunjukkan niat baiknya.

"Saya bilang mahasiswa iya kalian hebat, kalian membantu kami tapi kalian harus kasih ruang sedikit bahwa pemerintahan baru yang akan berkuasa punya niatan baik untuk kalian. Nah ini juga kita berharap bisa diikutin sama pasukan," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA