Seperti hari ini, Menko Perekonomian RI ini menyaksikan langsung Festival Yaa Qawiyyu di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Acara ini rutin digelar setiap tahun pada bulan Safar.
”Tradisi pembagian apem sambil melafalkan wirid Yaa Qawiyyu merupakan simbol dari kekuatan spiritual dan kedermawanan yang harus terus kita lestarikan," kata Airlangga saat puncak Saparan Apem Yaa Qawiyyu, Jumat (22/8).
Yaa Qawiyyu, kata Airlangga, mengajarkan tentang pentingnya kekuatan doa dan ikhtiar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Event budaya tahunan ini tidak hanya memperkenalkan keunikan kue apem, tapi juga sekaligus mampu mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan daerah setempat, serta memberikan dampak positif bagi pariwisata di daerah Klaten dan sekitarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga mengapresiasi masyarakat Kabupaten Klaten yang hingga saat ini turut berkontribusi dalam melanjutkan tradisi dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.
Tradisi ini juga menunjukkan sinergi yang kuat antara pelestarian budaya dan upaya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.
“Acara ini hendaknya dimaknai sebagai momen untuk muhasabah secara spiritual dan kultural, menjadi pengingat warisan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kiai Ageng. Tradisi ini juga mengajarkan kita untuk senantiasa rukun, tidak saling berebut, dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan sesama,” lanjut Airlangga.
Semasa hidupnya, Kiai Ageng Gribig merupakan seorang alim ulama yang terkenal dermawan dan tak pernah pelit untuk membagikan ilmu serta harta yang dimilikinya.
"Beliau menjadi amir tanah perdikan di Jatinom. Beliau merupakan penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma," pungkas Airlangga yang juga merupakan keturunan Kiai Ageng Gribig.
BERITA TERKAIT: