"Mendesak agar mengembalikan kepemimpinan ulama (di PKB) karena dulu didirikan NU sebagai wadah kepemimpinan ulama di dunia politik. Kami tidak akan berhenti (berjuang) sampai berhasil," kata Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, usai menggelar pertemuan dengan para kiai sepuh NU di Kantor PCNU Surabaya, Jalan Bubutan VI, Surabaya, Senin (19/8).
Gus Yahya menambahkan, para kiai sepuh NU yang hadir dari seluruh Indonesia telah memerintahkan PBNU untuk mengembalikan PKB ke desain awal saat partai tersebut dibentuk pada 1998.
"Kami tadi laporkan kepada para kiai sepuh yang hadir dari seluruh Indonesia, dan para kiai secara penuh memerintahkan kepada kami untuk melanjutkan ikhtiar itu sampai tercapai agregasi dikembalikannya ulama dalam kepemimpinan PKB," ujarnya, dikutip
RMOLJatim, Senin (19/8).
Sementara itu, Wakil Rais Aam PBNU, Anwar Iskandar menambahkan, hubungan antara NU dengan PKB adalah hubungan kesejarahan, ideologis, dan sebagainya. Maka dari itu, kata Anwar, kalau ada yang mengatakan tidak ada hubungan antara NU dan PKB adalah pernyataan ahistoris yang tidak bisa diterima.
Meski demikian, lanjut Anwar, dalam perjalanannya PKB telah melakukan penyimpangan-penyimpangan yang bertentangan dengan cita-cita pembentukan partai. Di antaranya menghilangkan amanat harus adanya kepemimpinan ulama di tubuh partai.
"Dalam perjalanannya, dilakukan penyimpangan-penyimpangan. Paling prinsipil adalah men-
downgrade, mengebiri, bahkan menghilangkan kepemimpinan ulama yang diamanatkan
founding father bahwa ulama pemegang amanat tertinggi partai," ucapnya.
"Kiai telah memberi mandat kepada PBNU dan ketua umum agar melakukan langkah-langkah strategis agar (PKB) kembali pada kebenaran. Benar dalam hal mengembalikan hak ulama, dalam me-
manage partai, me-
manage keuangan, benar dalam menempatkan kader-kadernya, dan benar dalam menjalankan musyawarah," pungkas Anwar.
BERITA TERKAIT: