Hal itu disampaikan pengamat politik dan kebijakan publik FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah terkait polemik cakada di dalam KIM yang terjadi di beberapa daerah.
"Golkar dan Gerindra adalah dua matahari kembar di KIM. Pada satu sisi, Golkar merupakan partai dengan perolehan suara terbesar di koalisi dengan suara 15,2 persen sedangkan Gerindra berada di bawah Golkar dengan suara 13,2 persen, namun ketua umumnya yakni Prabowo terpilih menjadi Presiden," kata Insan kepada
RMOL, Kamis malam (8/8).
Menurut Insan, persaingan Golkar dan Gerindra sebagai dua partai terbesar di KIM ini dapat dilihat pada dinamika politik di Pilkada Banten, Jawa Barat (Jabar) dan Jakarta.
"Kita lihat di Banten, Airin potensial secara elektabilitas namun Gerindra dan KIM malah mengusung Andra Soni karena tidak ingin kader Golkar menguasai Banten. Di sisi lain Gerindra mengarahkan KIM mengusung Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar dan untuk itu mereka mengusung Ridwan Kamil di Jakarta supaya jalan Dedi Mulyadi mulus," jelas dia.
Persaingan dua matahari kembar KIM ini akan berlanjut dalam penentuan porsi menteri di kabinet dan posisi pimpinan DPR-MPR pada Oktober nanti.
"Persaingan dalam penentuan calon kepala daerah hanyalah tahap awal. Panggung persaingan Golkar-Gerindra masih akan kita lihat dalam penentuan jatah menteri di kabinet dan posisi-posisi strategis pimpinan DPR-MPR", pungkas Insan.
BERITA TERKAIT: