Dia menilai pengembangan industri sustainable aviation fuel (SAF) merupakan keniscayaan. Hal itu sejalan dengan komitmen keberlanjutan yang digaungkan dunia.
"Iya, kita support. Memang SAF itu harus," kata Irfan, usai menjadi narasumber forum diskusi Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) di Binakarna Auditorium, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (20/6).
Irfan lalu mendorong agar wacana itu cepat direalisasi. Dia mendukung pengembangan avtur rendah emisi atau ramah lingkungan.
"Tinggal dicampur apa? Yang kemarin kita tes dicampur sawit ya. Ini ada beberapa teknologi yang lain, beberapa pendekatan yang lain," katanya.
Luhut menargetkan dasar hukum mengenai pengembangan industri SAF bisa diluncurkan pada September 2024. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi pasokan 1 juta liter minyak jelantah setiap tahun, dan 95 persennya diekspor ke beberapa negara.
Data International Air Transport Association (IATA) memproyeksikan Indonesia menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan, dengan asumsi kebutuhan bahan bakar mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.
BERITA TERKAIT: