Hal itulah yang menjadi fokus utama penelitian doktoral Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.
“Kita harus harus paham apa potensi kita, sektor strategis apa yang harus kita prioritaskan, agar kita bisa menentukan roadmap pembangunan untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045,” kata AHY dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/6).
Untuk membedah gagasan dalam disertasi itu, AHY melakukan pengambilan data penelitian dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) di daerah Jakarta Selatan pada Rabu (5/6).
Pada kesempatan itu, AHY fokus mendengarkan dan mencatat poin-poin penting dan berbagai pandangan konstruktif dari para narasumber yang berasal dari kalangan akademisi, praktisi dunia industri, pengusaha, anggota legislatif, dan para pejabat tinggi sejumlah kementerian terkait.
Menteri Pendidikan periode 2009-2014 Mohammad Nuh yang ikut menjadi narasumber di FGD ini menjelaskan, mengapa Visi Indonesia Emas harus terwujud 2045.
"Itu bukan hanya momentum 100 tahun kemerdekaan, tetapi karena ketemunya tiga hal, yang 20 tahun lalu nggak ketemu tiga hal ini," kata Nuh.
Momentum yang dimaksud Nuh adalah momentum 1 abad Indonesia, dan bersatunya modal yaitu bonus demografi dan opportunity pergeseran kekuatan dunia ke Asia.
"Oleh karena itu Pak AHY, kebutuhan kepemimpinan yang transformasional, yang Pak AHY teliti sekarang itu tepat, karena kalau meleset bisa nggak ketemu lagi tiga hal itu," tuturnya.
Apalagi, kata Nuh lagi, AHY bukan sekedar akademisi, tapi punya bobot politik yang kuat.
"Jadi kalau yang menyuarakan Indonesia Emas itu orang yang memiliki basis akademik yang kuat dan punya dampak politik yang kuat, itu sangat pas," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: