Sebelumnya Ketua DPW PKS Jawa Barat, Haru Suandaru mengusulkan empat nama kepada DPP PKS untuk maju di Pemilihan Gubernur Jabar.
Achmad Zulkarnain alias Kang Azul mengatakan, empat nama yang diusulkan DPW PKS Jabar merupakan kader-kader terbaik PKS yang selain terjaring secara internal oleh struktur dan anggota PKS, tentunya keempat nama tersebut menjadi harapan masyarakat Jabar.
"Mereka diharapkan untuk memimpin. Salah satunya Gubernur Aher (Ahmad Heryawan) yang telah menjabat Gubernur Jabar selama dua periode, 2008-2018," kata Azul saat dihubungi, Rabu (3/4).
Diakui Azul, dalam kontestasi Pemilu Serentak 2024 ini, untuk anggota DPR RI asal PKS dari Jabar berhasil meraih 12 kursi, DPRD Provinsi Jabar 19 kursi, dan untuk kursi DPRD kabupaten/kota se-Jabar berjumlah 180 kursi legislatif.
"Nah, kemudian dari 19 kursi DPRD Jabar belum mencukupi persyaratan 20 persen yang harusnya 24 kursi. Jadi di Pilkada Jawa Barat itu tidak ada partai politik yang bisa mengusung (kader partai) secara mandiri maka harus berkoalisi dengan partai lain," kata Azul.
Maka dari itu, dia menambahkan, PKS Jawa Barat membuka ruang bagi partai lain untuk berkontestasi bersama dalam Pilkada 2024 mendatang.
"PKS siap berkoalisi dengan partai manapun yang sepisi dan semisi untuk memajukan Jawa Barat," katanya.
Disinggung terkait parpol yang cocok untuk berkoalisi dengan PKS di Pilkada 2024, dia menyatakan, pada prinsipnya semua partai memiliki potensi yang sama untuk PKS.
"Kita terbuka saja, mau dengan Golkar, PDIP, Gerinda, dengan PKB. Pada prinsipnya kita semua bisa bekerja sama selama bisa mempertemukan untuk kepentingan Jawa Barat," terangnya.
Mengingat banyaknya gonjang-ganjing pada Pemilu Serentak 2024 beberapa waktu lalu, dia menyatakan, pastinya pasca pileg kemarin, DPW PKS Jabar melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk menyiapkan strategi pemenangan di Pilkada serentak 2024 ini.
"Harapannya Pemilu yang merupakan perta demokrasi ini bisa berjalan dengan Jurdil baik yang dilakukan penyelenggara Pemilu sampai ke jajaran KPPS dan kita berharap masyarakat semakin cerdas untuk menentukan pilihan tidak dengan siraman rupiah, money politic yang ditawarkan," demikian Azul dikutip dari
Kantor Berita RMOLJabar.
BERITA TERKAIT: