"Surat Edaran Menag yang melarang pengeras suara luar masjid saat Ramadan sangat mengganggu suasana hati umat Islam jelang Ramadan," kata Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Aceh, Sudirman alias Haji Uma dikutip dari
Kantor Berita RMOLAceh, Minggu (10/3).
Haji Uma menilai SE tersebut berpotensi merusak kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang telah lama terbangun di Indonesia. Menurutnya, tradisi tadarus Al-Qur'an dan salat tarawih dengan pengeras suara luar masjid telah berlangsung sejak lama di Nusantara, jauh sebelum Menag Yaqut Cholil Qoumas lahir.
"Jauh sebelumnya tidak menjadi masalah hingga kemudian hal ini dipermasalahkan oleh Menag," kata Haji Uma.
Haji Uma mencontohkan, Aceh yang mayoritas muslim dan menerapkan hukum syariah Islam tapi saling menghormati minoritas. Bahkan, non muslim ikut saling mendukung saudara muslim dalam menyambut Ramadan.
"Oleh karena itu, kondisi relasi yang sama juga diyakini terjadi di daerah lain di Nusantara di mana muslim sebagai kaum minoritas," ujar Haji Uma.
"Jadi sejatinya tidak ada masalah di tingkat bawah, justru masalah di tingkat atas yang mempermasalahkan sesuatu yang tidak jadi masalah di tingkat masyarakat," sambungnya.
BERITA TERKAIT: