Sekadar informasi, surat imajiner Komeng untuk PSI itu berisi kritikan terhadap partai yang diketuai oleh anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, yang sarat nepotisme dan kolot. Padahal, PSI selalu mengklaim sebagai partainya anak muda.
“Jadi surat imajiner itu biasanya dia berimajinasi. Berarti itu bukan tulisan saya. Tapi banyak yang tidak tahu. Jadi, seolah-olah saya yang menulis dan padahal bukan,” kata Komeng dalam sebuah wawancara eksklusif
Rosi bertajuk “Politik Uhuy Komeng: Rahasia di Balik Lolos ke Senayan” yang disiarkan di kanal YouTube Kompas TV, dikutip Jumat (23/2).
Dalam wawancara eksklusif itu, Rosianna Silalahi turut ditemani para komika, seperti Awwe, Nury, dan Gautama. Turut dihadirkan pula para penonton di acara tersebut.
Komeng lantas menjelaskan, bahwa istilah imajiner itu memang jarang digunakan oleh kebanyakan orang belakangan ini. Padahal, konsep imajiner pernah dipopulerkan oleh Pendiri Rekor MURI, Jaya Suprana.
“Itu ada Pak Jaya Suprana sering berimajiner seperti sedang berwawancara dengan almarhum Ir Soekarno, Presiden Pertama RI,” tutur personel Grup Lawak Diamor ini.
Namun begitu, Komeng memaklumi jika ada saja pihak-pihak yang salah tafsir seolah-olah surat imajiner untuk PSI berasal dari dirinya.
“Dan memang jarang terdengar sekali surat imajiner itu ya akhirnya seolah-olah saya yang berbuat seperti itu. Saya boro-boro ngurusin orang Bu, ngurusin partai?” pungkasnya.
Sebelumnya, beredar di salah satu situs pemberitaan terkait adanya surat imajiner Komeng untuk PSI.
Surat imajiner ini mencuat setelah Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyindir Komeng yang mendapatkan jutaan suara di Pemilihan Calon Anggota DPD RI dari Dapil Jawa Barat.
Padahal, kata Grace, banyak caleg PSI yang bersusah payah merebut suara rakyat namun terancam gagal lolos Senayan.
“Kalau kita boleh jujur nih, media mana sih yang membahas pileg, tidak ada. Semua yang dibahas cuman pilpres setiap hari. Jadi, caleg di semua partai semuanya berjuang keras untuk sosialisasi," kata Grace kepada wartawan di Jakarta, dikutip Sabtu (17/2).
“Lebih kasihan lagi DPD, karena non partai ya kan. Jadi mungkin yang beruntung hanya Komeng, kalau DPD. Yang lain bener-bener, banyak saya juga keluarga, temen-temen buka lembar DPD kaya cap cip cup. Semua kita gak pernah tau, gak di bahas, apalagi yang gada partainya," imbuhnya.
BERITA TERKAIT: