Demikian disampaikan Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Firman Noor, dalam serial diskusi yang diprakarsai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bertajuk “Demokrasi Di Ujung Tanduk”, pada Rabu (7/2).
“Demokrasi kita yang semakin mundur atau sudah di ujung tanduk ini ini merupakan akumulasi yang dicicil sejak lama, potensinya sudah ada sebetulnya 9 tahun yang lalu. Misalnya Jeffrey Winters memperingati kita bahwa ini ada potensi oligarki, dan ternyata dia betul,” kata Firman.
Selain itu, Firman juga menyebut bahwa bahaya tendensi otoritarianisme juga sudah disuarakan oleh banyak akademisi sejak 4-5 tahun lalu.
Sialnya, lanjut dia, ancaman-ancaman terhadap demokrasi yang telah disuarakan sejak beberapa tahun lalu itu tidak digubris sama sekali oleh pemerintah dan para akademisi yang berada di pemerintahan.
“Tapi semua itu seolah tidak digubris oleh penguasa, dan para loyalisnya yang sebagian juga akademisi, yang sekarang mengaku kena prank rame-rame pada nangis,” sesal Firman.
Padahal, kata Firman, dalam hampir satu dekade terakhir kegelisahan-kegelisahan akademis itu seharusnya diperhatikan dengan baik dan seksama. Bukan justru hanya sekadar mengejar investasi ekonomi semata.
“Di saat yang sama juga elemen-elemen demokrasi terbengkalai tidak diperhatikan tidak disantuni atau diperkuat tertutup oleh kerja-kerja di bidang investasi dan ekonomi. Hasilnya bisa kita lihat sekarang,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: