"Ada tiga skema yang biasa Jokowi lakukan, mengganti langsung tokoh baru untuk posisi kekosongan menteri, menggeser di antara anggota kabinet, dan menunjuk menteri
ad interim," kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/2).
Menurutnya, peluang tokoh baru yang muncul bisa saja dari kalangan terdekat Jokowi, dan pastinya tokoh pedukung pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Sejauh ini, Dedi melihat ada tiga tokoh baru yang berpeluang menempati kursi Menko Polhukam.
"Tentu saja tokoh yang konfirmasi dukungan pada Prabowo tinggi, misalnya Yusril Ihza Mahendra yang saat ini ada di kubu mereka, Agus Harimurti Yudoyono juga berpeluang, Anies Matta pun sama," kata Dedi.
Selain itu, kata Dedi, skema lain dengan menggeser menteri lain untuk masuk ke dalam posisi Mahfud MD.
"Atau menggeser anggota kabinet seperti Tito Karnavian dan Hadi Tjahjanto juga mungkin, dua nama ini layak mengisi kekosongan Menko Polhukam. Tito bahkan sejauh ini paling menonjol dari sisi loyalitas pada Jokowi," kata Dedi.
Peluang lain adalah menempatkan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sebagai Menko Polhukam merangkap Menko Kemaritiman dan Investasi.
"Peluang ketiga, menteri
ad interim, tentu saja ada Luhut Binsar Pandjaitan," tutup Dedi.
BERITA TERKAIT: