"Pidato Megawati kali ini juga menegaskan bahwa PDIP secara resmi telah memainkan peran kekuatan oposisi," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (11/1).
Pandangan Khoirul Umam, Megawati lagi-lagi menuding terjadinya praktik kekuasaan yang mirip Orde Baru, sebuah kekuatan politik yang menjadi musuh bebuyutan dalam sejarah perkembangan PDIP dan karir politik putri Bung Karno tersebut.
"Praktik kekuasaan mirip Orde Baru ia contohkan dengan adanya intimidasi jelang pemilu, lemahnya penyelenggara pemilu, netralitas TNI, Polri, praktik politik pecah belah, dan lainnya," kata Khoirul Umam.
Megawati, kata Khoirul Umam, dalam pidatonya juga terkesan sedang mendekati sipil dan mahasiswa serta pekerja media untuk mengupayakan agar melawan praktik mirip Orde Baru.
"Untuk mengokohkan sikap politiknya itu, Megawati mencoba merangkul kekuatan masyarakat sipil, mahasiswa, dan pekerja media, yang praktis relatif jarang dilakukan selama sembilan tahun terakhir ketika berkuasa," demikian Khoirul Umam.
BERITA TERKAIT: