"PDIP itu partai besar, untuk itu jangan ragu suara partai tergerus oleh ketidakhadiran Jokowi, PDIP punya basis massa loyal," kata Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (10/1).
Justru, menurut Andi Yusran, kondisi saat ini bisa menguntungkan partai berlambang banteng moncong putih yang dikomandoi Megawati Soekarnoputri.
"Kondisi kekinian sebenarnya bisa memberi sentimen positif dari pemilih kepada PDIP sebagai partai yang 'teraniaya' oleh mantan petugas partainya," jelas Analis Politik Universitas Nasional itu.
Hubungan PDI Perjuangan dengan Presiden Jokowi yang notabene kadernya sendiri diketahui sudah lama retak dan saat ini berada di ujung jalan.
Keretakan hubungan Jokowi dengan PDIP memuncak ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Padahal sudah jelas Gibran dan Jokowi berstatus kader PDIP.
Selain itu, Jokowi juga merasa tidak dianggap oleh PDIP. Sebab, ketika Ganjar Pranowo diusung PDIP sebagai bakal capres, Jokowi merasa tidak dilibatkan oleh partai banteng moncong putih.
Bukan cuma itu, Jokowi pun kerap diolok-olok oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan menganggap dia tidak akan menjadi presiden jika tanpa jasanya
Presiden Joko Widodo diketahui lebih memilih melakukan kunjungan kerja ke tiga negara ASEAN bertepatan pada puncak HUT ke-51 PDIP. Ia dijadwalkan lawatan ke Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam.
BERITA TERKAIT: