Hal tersebut merupakan temuan dari analisa data media sosial (medsos) Institute for Development of Economics and Finanace (Indef), usai pelaksanaan debat ketiga yang berlangsung di Hall Indoor Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu malam (7/1).
Data Analyst Continuum Indef, Maisie Sagita mengungkapkan, strategi menyerang yang digunakan dua capres itu tidak disukai banyak pengguna medsos.
"Strategi Anies yang menyerang paslon lain juga mendapat sorotan. Serangannya ini dinilai tidak beretika dan hanya bertujuan untuk menjatuhkan sebesar 15,20 persen," ujar Maisie dalam keterangan tertulisnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/1).
Bukan hanya Anies yang dari awal debat dimulai hingga segmen-segmen akhir menyerang Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto, Ganjar juga demikian.
Misalnya saat membahas anggaran pertahanan dan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Netizen menyoroti Paslon 01 dan Paslon 03 yang dinilai tidak beretika. Sama seperti Anies, strategi Ganjar yang menyerang paslon lain juga mendapat sorotan," urai Maisie.
"Serangannya ini dinilai tidak beretika dan hanya bertujuan untuk menjatuhkan lawan," sambungnya menegaskan.
Lebih lanjut, Maisie mengungkapkan banyak pengguna medsos di Twitter, Tiktok dan Youtube menginginkan capres maupun cawapres tidak menyerang hal-hal yang bersifat pribadi dalam debat mendatang.
"Jangan jatuhkan paslon lain 25,01 persen (responden menginginkannya)," demikian Maisie menambahkan.
BERITA TERKAIT: