Begitu dikatakan Ketua Umum Partai kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menyikapi kecilnya pembagian hasil ongkos penumpang antara pengemudi dan aplikator atau penyedia aplikasi layanan ojol.
"Berdasarkan riset kami, hampir 30 persen hasil kembali ke aplikator, sementara driver hanya memperoleh 70 persen dari hasil kerja bersama," ujar Anas dalam keterangannya, Senin (8/1).
Padahal, kata Anas, di awal munculnya ojol, porsi pengemudi mencapai 90 persen dari total hasil yang diperoleh. Maka dari itu, ketika porsi menurun tentu menjadi beban tersendiri bagi pengemudi.
"Ini kan tidak fair, karena aplikator hanya menyediakan sistem, sementara tenaga, alat kerja (motor/mobil), dan bensin adalah tanggung jawab driver," tegasnya.
Menurutnya, lebih masuk akal adalah seorang pengemudi harus dipandang sebagai mitra penuh oleh aplikator. Bukan seolah seperti karyawan yang terus dikurangi porsi pembagiannya.
Untuk memperbaiki kondisi itu, Anas menegaskan, salah satu program PKN jika menang Pemilu 2024 bagi ojol adalah meningkatkan kesejahteraan dengan meningkatkan porsi pendapatan.
"Partai ini akan memperjuangkan driver ojol mendapatkan kembali kesejahteraannya, 90 persen penghasilan merupakan hak driver yang memiliki semuanya, kecuali sistem," tandasnya.
BERITA TERKAIT: