Dalam rapat yang seharusnya membahas solusi terkait predikat negatif terhadap pelayanan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arya dikecam warganet karena ucapan yang dianggap rasis dan juga dinilai tidak memberikan solusi yang konkrit dalam membenahi kondisi pelayanan di bandara Bali.
Arya dalam rapat itu, mempermasalahkan petugas frontliner di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang menggunakan hijab.
"Saya nggak mau yang front line, front line itu. Saya mau gadis Bali yang kaya kamu, rambutnya keliatan. Jangan kasih yang penutup, penutup nggak jelas.
This is not Middle East," ujar Arya.
Bagi mantan Ketua DPP Partai Nasdem Niluh Djelantik, kata-kata yang dilontarkan Arya dalam rapat tersebut tidak fokus pada penyelesaian masalah yang terjadi di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Mengapa jadi melebar ke mana-mana menyinggung penutup kepala? Sedih banget baca komen-komen masyarakat yang merasa tersakiti oleh pernyataanmu," ujar Niluh dalam keterangan tertulis, Jumat (5/1).
Bagi Niluh, pernyataan Arya seolah menistakan kehidupan harmonis dan toleransi yang selama ini terjadi di masyarakat Bali.
"Kami yang susah payah menjaga toleransi sekarang ikut kena getahnya," katanya.
Niluh juga menyinggung Proklamator Ir. Soekarno yang memotori kemerdekaan dan menyatukan keberagaman dalam satu Bangsa Indonesia.
"Kalau beliau masih hidup, Bung Karno pasti menangis bersama kami," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: