Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud mengatakan, candaan itu kemudian menimbulkan reaksi di tengah masyarakat. Itu sebabnya Kiai Marsudi pun mendorong semua pihak untuk membuka ruang klarifikasi.
"Kita harus bisa mengedepankan sikap tasamuh (saling menghargai dan menghormati), membuka ruangan untuk saling tabayun, klarifikasi, dan saling memaafkan," ucap Kiai Marsudi di Jakarta, Jumat (22/12).
Selain itu, dirinya juga mengajak masyarakat untuk bijak menanggapi peristiwa ini dan tidak mudah terpecah belah.
"Yang membuat orang salah paham itu biasanya karena adanya persaingan, khususnya di Indonesia yang sedang menghadapi pemilu," imbuh Kiai Marsudi.
Untuk menghadapi persaingan, dia mengajak semua pihak untuk memberikan kabar gembira, dan tidak mengangkat informasi yang bisa jadi
gergeran (keributan).
Guna menghindari dampak negatif yang lebih luas, Kiai Marsudi meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak saling lapor.
"Dalam konteks mengedepankan sikap tasamuh, tabayun, dan saling memaafkan, menurut saya tidak perlu lapor-lapor. Kenapa? Sebab yang menjadikan hal ini
gergeran (candaan) ya tokoh-tokoh kita semua," tandas Kiai Marsudi.
BERITA TERKAIT: