Selain melahirkan karya, insinyur juga diharapkan tetap membumi, menyesuaikan kebutuhan rakyat Indonesia.
“Saya meminta PII melahirkan para insinyur pelopor, tidak hanya berpikiran ke depan, tapi juga membumi pada apa yang dibutuhkan rakyat,” kata Megawati, pada pembukaan Conference of the AFEO (CAFEO) Ke-41 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Rabu (22/11).
Megawati mengaku ingin membangunkan semangat juang para insinyur Indonesia, agar menjadi kekuatan transformasi rakyat Indonesia melalui penguasaan ilmu-ilmu teknik.
Ketua Umum PDIP itu pun mengulas kisah pembangunan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta, yang dilakukan dengan teknik gelang, yang tergolong teknik baru di saat itu. Saat itu para insinyur muda Indonesia minta bertemu Presiden Soekarno. Karena mereka tak tahan dan tak mengerti ilmu baru itu.
“Bung Karno menjawab, kamu tak boleh mundur. Saya insinyur yang mampu membuat negara Indonesia. Kami baru saja melihat teknik gelang sudah mau mundur. Menurut saya itu motivasi luar biasa,” kata Megawati.
Peran insinyur sangat penting agar Indonesia Maju. Semua tahu Tanah Air Indonesia sangatlah kaya raya. Dengan beragamnya mineral dan sumber energi kelistrikan, flora dan fauna, serta keragaman hayati.
Yang kurang saat ini adalah daya pikir dan daya juang agar bangsa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri (berdikari).
“Kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak, toh kita sama-sama disebut
human-being,” imbuh Megawati.
Dengan semangat itu, Megawati mendorong lahirnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang sangat penting untuk mempercepat penguasaan iptek, melalui riset dan inovasi.
“Riset dan inovasi merupakan jalan untuk bergerak cepat bagi Indonesia unggul melalui cara berdikari,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: