Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, dalam sistem demokrasi langsung yang bersifat
one man one vote, sekecil apapun dukungan politik tetaplah penting.
"Pasangan Amin pasti membutuhkan dukungan dari berbagai kalangan seperti kelompok ijtima ulama dan itu penting untuk menambah suara," kata Adi saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/11).
Di sisi lain, dukungan Ijtima Ulama ini bisa juga berbalik merugikan pasangan berjuluk Amin itu karena menguatkan kembali asumsi bahwa Anies dekat dengan kelompok Islam kanan tertentu yang sulit dihilangkan.
"Ini berpotensi bisa membuat kelompok kritis moderat yang kecewa ke Jokowi dan Prabowo tak lagi ke Anies dan memilih diam," sambung pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) itu.
Panitia Ijtima Ulama, Slamet Maarif mengatakan, pasangan Anies-Muhaimin memenuhi kriteria capres-cawapres yang direkomendasikan dibanding dua pasangan calon lainnya, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Capres yang dua itu (Prabowo dan Ganjar) tidak memenuhi syarat," tegas Slamet di lokasi acara Ijtima Ulama, di Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11).
BERITA TERKAIT: