Elektabilitas Erick pada bursa Pilpres 2024 dinilai bisa menjadi jembatan Ketua Umum PSSI ini untuk bersaing menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Modal elektabilitas saat bursa capres-cawapres dapat menjadi kendaraan bagi ET (Erick Thohir) untuk memenangi Pilkada DKI Jakarta," kata Direktur Suropati Syndicate, Muhammad Shujahri dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/11).
Dorongan Erick menjadi Gubernur DKI muncul setelah Center for Strategic and Indonesia Studies (CSIS) mengungkap riset yang menempatkan Erick masuk kualifikasi untuk memimpin Provinsi DKI Jakarta. Erick berada di posisi kedua dengan persentase 6,99 persen, atau berada di bawah Ridwan Kamil dengan 7,11 persen. Sementara posisi ketiga ada Tri Rismaharini dengan 6,78 persen.
Menurut Shujahri, posisi Gubernur DKI Jakarta cukup menarik seiring rencana pemindahan Ibukota Negara ke Kalimantan Timur.
"Pemimpin Jakarta harus figur yang memiliki rekam jejak dan tangan dingin untuk mengawal transisi ibukota," jelasnya.
Jika mencermati manuver politik kekinian, Shujahri melihat Erick belum pernah secara resmi mengungkapkan keinginannya sebagai cawapres 2024. Dari sini, Shujahri menduga ada skema khusus yang diduga disiapkan sebagai jalan Erick memimpin Jakarta.
"Erick mungkin saja disiapkan, diberi amanat baru oleh Pak Jokowi untuk bertarung Pilgub DKI. Dugaan ini dikuatkan dengan tidak dimasukkannya Erick menjadi bagian tim kampanye nasional meski mendukung Prabowo-Gibran (sebagai capres-cawapres 2024)," tutupnya.
BERITA TERKAIT: